Kamis, 12 September 2019

Jasa BJ Habibie Untuk Dunia Aviasi Indonesia


PT Kontak Perkasa Futures - Presiden ke-3, BJ Habibie akan dimakamkan hari ini. Jasanya dalam dunia perjalanan udara membekas sangat dalam.

Dunia penerbangan Indonesia hari ini telah menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat Indonesia untuk traveling antar pulau, baik untuk kegiatan liburan atau urusan pekerjaan. Di balik itu, ada kiprah Habibie yang mendorong aviasi Indonesia.

Sebelum menjabat sebagai Presiden ke-3 RI, BJ Habibie dikenal dengan jasa dalam dunia aviasi Indonesia. Dia menempuh pendidikan dan memulai karirnya di Jerman, hingga akhirnya kembali ke Tanah Air. Habibie juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada tahun 1978-1997.

Dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (12/9/2019) awal karir Habibie pada dirgantara Indonesia dimulai pada tahun 1974. Saat itu, ia dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk mengembangkan industri penerbangan dalam negeri. BJ Habibie menyetujui dengan syarat dibiayai dari penjualan sumber daya alam.

Dengan awalan tersebut, dimulailah Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) yang menjadi akar dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Institusi inilah yang menjadi produsen pesawat Indonesia. Idenya diungkap saat Pair Air Show 1989. Lalu pada tahun 1995, pesawat N-250 pertama kali mengudara dan juga menjadi sebuah kado ulang tahun RI ke-50.

Pesawat ini merupakan jenis armada penumpang sipil regional komuter turboprop (baling-baling) dengan kapasitas 50 hingga 70 penumpang. Produksi prototipe pertama yakni N 250 PA-1 dengan versi Gatotkaca diluncurkan Agustus 1995, dan N-250 PA-2 diberi nama versi Krincing Wesi yang diluncurkan Agustus 1996.

Sayang seribu sayang, saat krisis moneter melanda Tanah Air sekitar tahun 1998, IPTN terpaksa ditutup, meski kini sudah bangkit dengan nama PTDI. Hal itu terjadi karena saat itu International Monetary Fund (IMF) menolak untuk memberi bantuan kepada pengembangan pesawat.

Namun proyek ini juga harus ikut terhenti karena krisis moneter seiring ditutupnya IPTN. Padahal, pada tahun 1995 N-250 sudah melakukan ujicoba saat terbang perdana di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Kini, 2 pesawat N-250 terparkir dan menjadi besi tua pada apron milik PTDI di Bandung.

Di usia senjanya, BJ Habibie terus berkiprah untuk dunia aviasi Indonesia. Tahun 2013, BJ Habibie menginisiasi pembuatan pesawat turboprop R80 yang dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI) dengan PT DI. Proyek ini dikabarkan akan selesai tahun 2021 dan membutuhkan dana kurang lebih Rpp 21,6 triliun.

Tahun 2018, putra BJ Habibie, Ilham Habibie mengatakan bahwa R80 sedang berada dalam proses desain. Pembuatan prototipe akan dimulai tahun 2019 dan pembuatan purwarupa memakan waktu hingga 4 tahun.

Masyarakat Indonesia pun menyambut baik pembuatan R80 ini. Melalui penggalangan dana online, rakyat Indonesia 'patungan' untuk merealisasikan R80 dan terkumpul mencapai Rp 6,44 miliar. Rencananya, akan terbang pertama kali tahun 2023 dan diserahkan kepada konsumen tahun 2025.

Nama BJ Habibie pun memiliki pengaruh besar dalam dunia aviasi Indonesia. Meski raga telah pergi, jasanya masih mengalir hingga kini. Saat Anda menjelajah Indonesia naik pesawat, di sana ada peran BJ Habibie yang mendorong konektivitas di Indonesia lewat jalur udara. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar