PT KP Press - Penyebaran virus corona membuat banyak negara menutup pintu untuk turis China, begitu pula Indonesia. Sejumlah pelaku wisata di Bali menggunakan sistem rebooking.
Wuhan dikonfirmasi sebagai kota pertama dari penyebaran virus corona. Virus ini tersebar melalui udara dan masuk melalui saluran pernapasan.
Kejadian ini membuat banyak negara menolak turis China. Alasannya, mereka tak mau warganya terjangkit virus corona yang tak sengaja terbawa oleh warga China.
Banyak negara yang menutup pintu dari turis China, tak terkecuali Indonesia. Penolakan ini resmi dilakukan atas mandat dari Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Bali yang menjadi salah satu destinasi populer bagi turis China pun kehilangan konsumen. Tanpa kedatangan turis China, pelaku pariwisata pun rugi. Kini, mereka berfokus untuk menggaet turis dari negara lain.
"Jadi hilang turis China tapi ada turis lain yang ditangani. Ini bagus untuk perusahaan, jadi tidak 100 persen merugi," ujar I Ketut Ardana, Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel (ASITA) Bali, Rabu (5/2/2020).
Untuk meminimalkan pembatalan hotel dan lainnya, hotel di Bali memberikan kemudahan kepada traveler. Yakni, traveler bisa melakukan rebooking. Turis China bisa menjadwal ulang liburan ke Bali tanpa batas waktu.
"Untuk negara lain seperti Jepang, berfokus pada Australia dan Amerika itu kan bisa jadi peluang kita sekarang," ujar Rusmiati, ketua umum ASITA. - PT KP Press
Wuhan dikonfirmasi sebagai kota pertama dari penyebaran virus corona. Virus ini tersebar melalui udara dan masuk melalui saluran pernapasan.
Kejadian ini membuat banyak negara menolak turis China. Alasannya, mereka tak mau warganya terjangkit virus corona yang tak sengaja terbawa oleh warga China.
Banyak negara yang menutup pintu dari turis China, tak terkecuali Indonesia. Penolakan ini resmi dilakukan atas mandat dari Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Bali yang menjadi salah satu destinasi populer bagi turis China pun kehilangan konsumen. Tanpa kedatangan turis China, pelaku pariwisata pun rugi. Kini, mereka berfokus untuk menggaet turis dari negara lain.
"Jadi hilang turis China tapi ada turis lain yang ditangani. Ini bagus untuk perusahaan, jadi tidak 100 persen merugi," ujar I Ketut Ardana, Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel (ASITA) Bali, Rabu (5/2/2020).
Untuk meminimalkan pembatalan hotel dan lainnya, hotel di Bali memberikan kemudahan kepada traveler. Yakni, traveler bisa melakukan rebooking. Turis China bisa menjadwal ulang liburan ke Bali tanpa batas waktu.
"Untuk negara lain seperti Jepang, berfokus pada Australia dan Amerika itu kan bisa jadi peluang kita sekarang," ujar Rusmiati, ketua umum ASITA. - PT KP Press
Sumber : detik.com