Rabu, 01 November 2023

Bursa Asia Kompak Hijau, IHSG Bakal Ikutan?

 


PT Kontakperkasa - Bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (1/11/2023), menjelang keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan investor juga masih memantau serangkaian data manufaktur di global.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melejit 2,01%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,28%, Shanghai Composite China naik 0,65%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,26%, ASX 200 Australia tumbuh 0,38%, dan KOSPI Korea Selatan menanjak 0,72%.

Dari China, giliran versi Caixin akan mengumumkan data PMI Manufaktur untuk Oktober. Data ini cukup penting oleh pelaku pasar untuk menentukan sebagaimana kondisi manufaktur China di tengah masih lesunya perekonomian China.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur China pada bulan lalu kembali naik dan masih berada di zona ekspansif. Namun, pelaku pasar tetap mewaspadainya setelah data PMI manufaktur versi NBS kemarin meleset dari ekspektasi.

PMI manufaktur China turun menjadi 49,5 pada Oktober 2023, dari sebelumnya di angka 50,2 pada September, meleset dari perkiraan pasar sebesar 50,2, karena peningkatan output yang lebih lambat, di tengah penurunan pesanan baru, dengan penjualan asing turun lebih cepat sementara lapangan kerja terus menurun.

Perkembangan manufaktur China menjadi penting karena itu menunjukkan gerak laju investasi dan produksi China. Ketika manufaktur melambat, maka ada kemungkinan bahwa industri di China masih melambat, menandakan bahwa perekonomian China belum sepenuhnya pulih.

Penurunan yang di luar ekspektasi tersebut mempertegas bahwa perkembangan China saat ini di sektor manufaktur relatif lambat dan berpotensi merambat ke gerak laju investasi dan produksi China yang juga turut melambat.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah menghijaunya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmenguat 0,38%, S&P 500 bertambah 0,65%, dan Nasdaq Composite berakhir terapresiasi 0,48%.

Sektor keuangan menjadi bintang S&P 500, dengan kenaikan lebih dari 1%. Namun, raksasa teknologi Alphabet, Meta, dan Nvidia anjlok lebih dari 1%.

Meski naik, bursa AS akan mengakhiri perdagangan di Oktober dengan pelemahan cukup tajam. Sejauh ini, indeks Dow Jones sudah jatuh 1% dan S&P ambruk 2% pada Oktober 2023.

Indeks Nasdaq juga ambruk 2% lebih sekaligus memperpanjang tren negatif menjadi tiga bulan beruntun. Pasar keuangan AS akan mengawali perdagangan November dengan menunggu hasil keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Penantian investor dan pelaku pasar mengenai kebijakan The Fed akan terjawab Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pengumuman The Fed sangat ditunggu dunia karena besarnya pengaruh kebijakan tersebut kepada pergerakan pasar saham, obligasi, dan mata uang dunia.

Diprediksi, The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya pada Kamis dini hari besok. Hal ini sesuai dengan perangkat FedWatch Tool yang menunjukkan 97,1% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 98,4%.

Selain itu, pasar juga akan memantau rilis data penciptaan lapangan kerja atau JOLTs Job Opening AS untuk September 2023. Sebagai catatan, jumlah lapangan kerja baru ada Agustus tercatat 9,61 juta atau naik 690.000.

Data tenaga kerja merupakan salah satu pertimbangan penting bagi The Fed sebelum menentukan kebijakan.

Bila data tenaga kerja masih panas maka itu bisa menjadi cerminan masih panasnya inflasi AS ke depan. The Fed pun bisa terus mempertahankan kebijakan hawkishnya.

Namun, perdagangan November secara tradisi menjadi bulan yang bersahabat bagi Wall Street dan pelaku pasar tren tersebut akan berlaku pada tahun ini.

"Bursa menutup perdagangan di zona positif karena pelaku pasar optimis The Fed akan menahan suku bunga dan tidak akan ada lagi kenaikan tahun ini," tutur Greg Bassuk, analis dari AXS, dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar di AS juga masih menunggu laporan keuangan periode Juli-September 2023. Dari 279 perusahaan yang sudah melaporkan keuangan sebanyak 78% menunjukkan perbaikan kinerja di atas ekspektasi. Analis memperkirakan pendapatan perusahaan akan tumbuh 4,9% pada Juli-September 2023. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar