PT KP Press - Chevrolet mengakhiri penjualan mobil di Indonesia pada akhir Maret 2020. Chevrolet menyerah berkompetisi di pasar otomotif Indonesia lantaran dianggap berat persaingannya.
Kini, Chevrolet menghabiskan stok mobil impornya yang belum laku di Indonesia dengan diskon cuci gudang. Menariknya potongan harga yang diberikan justru menggairahkan lagi transaksi jual beli mobil Amerika tersebut.
Pihak diler pun mengakui bahwa memang harga yang ditawarkan kepada konsumen di atas harapan. Terbukti dengan adanya potongan harga, penjualan mobil Chevrolet sontak meledak.
"Berarti orang secara brand suka, produk suka. Berarti masalah pricing aja, harganya kalau bisa segini kan menarik sekali," kata Branch Manager Chevrolet Andalan, Damianus Darto di dilernya di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Semenjak program diskon cuci gudang dibuka awal November ini, diler miliknya sendiri sudah sudah membukukan 150 pemesanan. Dilernya yang biasa menyediakan 20-30 unit per bulan bahkan harus mengajukan penambahan unit lagi karena stok telah habis. Sejak diskon cuci gudang diberlakukan, sudah 70 unit siap delivery sedangkan 80 unitnya lagi sedang diproses sembari menunggu pelunasan dari konsumen.
Masalah ketersediaan pun ia tidak menjamin akan terjaga hingga program diskon cuci gudang berakhir di akhir Maret 2020. Bahkan untuk pilihan warna favorit diprediksi habis sebelum tahun 2019 ini berakhir.
"Masih (disediakan) itu memang informasi memang nggak diinfoin ke diler tapi mereka sudah antisipasi sampai Maret 2020. Tapi kalau dia (General Motors) bilang, penjualan seperti ini nggak sampai Maret sudah habis. Bahkan Januari barangnya sisa warna masih banyak. Pasti warna laku November-Desember udah keambil orang," tutup Darto.
Catat Rekor Penjualan Sejak Cuci Gudang
Mengejutkannya di sisa waktu beberapa bulan penjualan Chevrolet justru mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan di diler Chevrolet Andalan dikatakan penjualan mobil sejak diskon cuci gudang dilaksanakan pada 1 November menjadi rekor tersendiri.
"Sampai tanggal 20 ini SPK terbanyak dalam 2-3 tahun terakhir. Nggak sepanjang sejarah juga sih, dulu ada Spin lebih banyak 2013-2015 kencang juga," kata Darto.
Chevrolet Andalan memiliki 4 cabang yang 2 berada di Jakarta dan sisanya masing-masing di Bandung dan Yogyakarta. Semuanya jika ditotal dalam 3 minggu ini telah membukukan 150 SPK.
"Sekarang sampai 150 unit per hari ini SPK dari 1 November sampai sekarang, itu Andalan doang. Memang ada fenomena sendiri kita dulu aja nggak pernah sebanyak itu," ungkap Darto.
Sebelum ada diskon ini diler yang dikelola Darto rata-rata menjaga angka penjualan di jumlah 20 sampai 30 unit saja.
"Sekarang masih dipenuhi terus, sekarang kita minta ke GM kalau (konsumen) sudah bayar full sementara ini ada 70-80 sudah minta ke GM karena memang sudah bayar lunas dan ter-supply. Di GM kita lihat masih nyedian. Ini lagi nunggu untuk delivery ke konsumennya," terang Darto.
Sayangnya ia tidak mengetahui berapa tepatnya jumlah ketersediaan mobil yang dimiliki Chevrolet saat ini. Pihak GM hanya memastikan bahwa mobil tersedia sampai akhir Maret 2020. Namun melihat antusias yang melonjak diperkirakan akan habis sebelum tahun 2019 berakhir.
Diler Chevrolet Bertahan Hidup dari Servis
Satu-satunya perolehan keuntungan yang diperoleh oleh diler hanya dari layanan purnajual. Kendati demikian, layanan penjualan tetap dinilai sebagai sebuah bisnis yang masih menguntungkan.
"Di mana pun servis dan sparepart itu baik di diler maupun General Motors adalah bisnis yang menguntungkan asal dikelola dengan baik. Selama populasi mobil masih ada, itu adalah bisnis yang menguntungkan," kata Darto.
Melalui catatannya, Darto menghitung cukup untuk mengoperasikan bengkel tanpa harus melakukan penjualan. "Masih bisa tutup operasional, costnya juga lebih kecil," katanya.
Tidak hanya pihak diler, General Motors pun tentu juga masih dapat meraup untung karena mereka masih memegang jasa distribusi suku cadang. Suku cadang itu masih dipasok dari pabrik Chevrolet di Korea Selatan dan Thailand.
"Kalau satu outlet bengkel kita ini per bulan kurang lebih bisa Rp 1,5 sampai Rp 2 miliar. Kalau dia (GM) punya 20 outlet berarti Rp 20 miliar per tahun. Saya rasa bisnis itu nggak mau ditinggal sebagai seorang businessman, toh dia hanya butuh ruang kecil gudang. Saya rasa ketersediaan sparepart pasti dijaga karena ada nilai bisnis," pungkasnya.
Chevrolet Setop Jualan, Diler Rugi?
General Motors sendiri selaku APM memberikan subsidi atas potongan harga mobil yang didiskon cuci gudang. Jadi tidak ditanggung oleh dilernya.
"Untuk (diskon cuci gudang) itu ada subsidi dari GM, memang dia tahu lah untuk menyambung hidup. Antusias masyarakat juga naik," kata Darto.
Lebih lanjut, Darto menjelaskan bagaiamana hubungan antara Chevrolet dan dilernya. Meski terikat karena bisnis, hubungan kedua pihak perlu saling pengertian satu sama lain dalam kondisi apapun.
"Kalau kita bilang sih sebenarnya diler sama ATPM kaya hubungan suami istri. Kita ngerti kondisi di sana seperti apa. Kita pun pas lagi masa baik kita terima, masa buruk sama kita jalani," ujar Darto.
Berbicara mengenai keuntungan bisnis pun sebenarnya penutupan penjualan ini tak serta merta mengakhiri perputaran uang General Motors bersama dilernya. Seperti diketahui General Motors menunjuk sejumlah diler untuk terus memberikan layanan purna jual. Bisnis ini pun dinilai masih cukup menguntungkan.
Leasing Masih Berani Danai Pembelian Mobil Chevrolet?
Perusahaan pembiayaan merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk konsumen mempermudah pembelian kendaraan. Tapi, tentunya tidak semua orang yang mengajukan permohonan untuk pembiayaan diterima begitu saja.
Ada berbagai faktor supaya perusahaan pembiayaan mau mengucurkan dana segar untuk nasabah yang ingin membeli kendaraan. Bahkan merek mobilnya pun juga masuk menjadi pertimbangan perusahaan pembiayaan dalam membantu pembelian. Nah, untuk mobil Chevrolet yang siap-siap tak jualan lagi apakah prosesnya sulit?
"Ke bank kita laporin dulu sama leasing partneran. Jadi minta tolong jangan potong di bawah, dikeluarkan OTR," kata Darto.
Selain itu riwayat konsumen Chevrolet juga dianggap baik oleh perusahaan pembiayaan. Sangat jarang sekali ditemukan ada pembeli kredit Chevrolet berakhir ditarik mobilnya karena tidak sanggup bayar. Kondisi ini disinyalir karena konsumen Chevrolet yang berada di segmen menengah.
"Dia (leasing) mau karena yang dilihat bukan mobil tapi kekuatan konsumen. Untungnya konsumen kita leasing happy karena mereka pembeli kedua dan ketiga bukan first car bukan entry level, kita masih medium. NPL cukup rendah, cukup happy nggak ada yang sampai ditarik, macet umum lah tapi sampai ditarik itu jarang. Jadi dia lihat kondisi customer dan diler gimana dan harga jangan potong di bawah jadi oke aja," terang Darto.
Meski perusahaan pembiayaan masih terbuka melayani pendanaan beli mobil Chevrolet, Darto mengaku sejak ada diskon cuci gudang konsumennya lebih banyak membeli secara tunai.
"Tergantung kebutuhan customer mau cash kredit nggak ada bedanya. kita terima dua-duanya dan malah lihat (diskon) begini banyaknya cash lunas," tutup Darto. - PT KP Press
Kini, Chevrolet menghabiskan stok mobil impornya yang belum laku di Indonesia dengan diskon cuci gudang. Menariknya potongan harga yang diberikan justru menggairahkan lagi transaksi jual beli mobil Amerika tersebut.
Pihak diler pun mengakui bahwa memang harga yang ditawarkan kepada konsumen di atas harapan. Terbukti dengan adanya potongan harga, penjualan mobil Chevrolet sontak meledak.
"Berarti orang secara brand suka, produk suka. Berarti masalah pricing aja, harganya kalau bisa segini kan menarik sekali," kata Branch Manager Chevrolet Andalan, Damianus Darto di dilernya di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Semenjak program diskon cuci gudang dibuka awal November ini, diler miliknya sendiri sudah sudah membukukan 150 pemesanan. Dilernya yang biasa menyediakan 20-30 unit per bulan bahkan harus mengajukan penambahan unit lagi karena stok telah habis. Sejak diskon cuci gudang diberlakukan, sudah 70 unit siap delivery sedangkan 80 unitnya lagi sedang diproses sembari menunggu pelunasan dari konsumen.
Masalah ketersediaan pun ia tidak menjamin akan terjaga hingga program diskon cuci gudang berakhir di akhir Maret 2020. Bahkan untuk pilihan warna favorit diprediksi habis sebelum tahun 2019 ini berakhir.
"Masih (disediakan) itu memang informasi memang nggak diinfoin ke diler tapi mereka sudah antisipasi sampai Maret 2020. Tapi kalau dia (General Motors) bilang, penjualan seperti ini nggak sampai Maret sudah habis. Bahkan Januari barangnya sisa warna masih banyak. Pasti warna laku November-Desember udah keambil orang," tutup Darto.
Catat Rekor Penjualan Sejak Cuci Gudang
Mengejutkannya di sisa waktu beberapa bulan penjualan Chevrolet justru mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan di diler Chevrolet Andalan dikatakan penjualan mobil sejak diskon cuci gudang dilaksanakan pada 1 November menjadi rekor tersendiri.
"Sampai tanggal 20 ini SPK terbanyak dalam 2-3 tahun terakhir. Nggak sepanjang sejarah juga sih, dulu ada Spin lebih banyak 2013-2015 kencang juga," kata Darto.
Chevrolet Andalan memiliki 4 cabang yang 2 berada di Jakarta dan sisanya masing-masing di Bandung dan Yogyakarta. Semuanya jika ditotal dalam 3 minggu ini telah membukukan 150 SPK.
"Sekarang sampai 150 unit per hari ini SPK dari 1 November sampai sekarang, itu Andalan doang. Memang ada fenomena sendiri kita dulu aja nggak pernah sebanyak itu," ungkap Darto.
Sebelum ada diskon ini diler yang dikelola Darto rata-rata menjaga angka penjualan di jumlah 20 sampai 30 unit saja.
"Sekarang masih dipenuhi terus, sekarang kita minta ke GM kalau (konsumen) sudah bayar full sementara ini ada 70-80 sudah minta ke GM karena memang sudah bayar lunas dan ter-supply. Di GM kita lihat masih nyedian. Ini lagi nunggu untuk delivery ke konsumennya," terang Darto.
Sayangnya ia tidak mengetahui berapa tepatnya jumlah ketersediaan mobil yang dimiliki Chevrolet saat ini. Pihak GM hanya memastikan bahwa mobil tersedia sampai akhir Maret 2020. Namun melihat antusias yang melonjak diperkirakan akan habis sebelum tahun 2019 berakhir.
Diler Chevrolet Bertahan Hidup dari Servis
Satu-satunya perolehan keuntungan yang diperoleh oleh diler hanya dari layanan purnajual. Kendati demikian, layanan penjualan tetap dinilai sebagai sebuah bisnis yang masih menguntungkan.
"Di mana pun servis dan sparepart itu baik di diler maupun General Motors adalah bisnis yang menguntungkan asal dikelola dengan baik. Selama populasi mobil masih ada, itu adalah bisnis yang menguntungkan," kata Darto.
Melalui catatannya, Darto menghitung cukup untuk mengoperasikan bengkel tanpa harus melakukan penjualan. "Masih bisa tutup operasional, costnya juga lebih kecil," katanya.
Tidak hanya pihak diler, General Motors pun tentu juga masih dapat meraup untung karena mereka masih memegang jasa distribusi suku cadang. Suku cadang itu masih dipasok dari pabrik Chevrolet di Korea Selatan dan Thailand.
"Kalau satu outlet bengkel kita ini per bulan kurang lebih bisa Rp 1,5 sampai Rp 2 miliar. Kalau dia (GM) punya 20 outlet berarti Rp 20 miliar per tahun. Saya rasa bisnis itu nggak mau ditinggal sebagai seorang businessman, toh dia hanya butuh ruang kecil gudang. Saya rasa ketersediaan sparepart pasti dijaga karena ada nilai bisnis," pungkasnya.
Chevrolet Setop Jualan, Diler Rugi?
General Motors sendiri selaku APM memberikan subsidi atas potongan harga mobil yang didiskon cuci gudang. Jadi tidak ditanggung oleh dilernya.
"Untuk (diskon cuci gudang) itu ada subsidi dari GM, memang dia tahu lah untuk menyambung hidup. Antusias masyarakat juga naik," kata Darto.
Lebih lanjut, Darto menjelaskan bagaiamana hubungan antara Chevrolet dan dilernya. Meski terikat karena bisnis, hubungan kedua pihak perlu saling pengertian satu sama lain dalam kondisi apapun.
"Kalau kita bilang sih sebenarnya diler sama ATPM kaya hubungan suami istri. Kita ngerti kondisi di sana seperti apa. Kita pun pas lagi masa baik kita terima, masa buruk sama kita jalani," ujar Darto.
Berbicara mengenai keuntungan bisnis pun sebenarnya penutupan penjualan ini tak serta merta mengakhiri perputaran uang General Motors bersama dilernya. Seperti diketahui General Motors menunjuk sejumlah diler untuk terus memberikan layanan purna jual. Bisnis ini pun dinilai masih cukup menguntungkan.
Leasing Masih Berani Danai Pembelian Mobil Chevrolet?
Perusahaan pembiayaan merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk konsumen mempermudah pembelian kendaraan. Tapi, tentunya tidak semua orang yang mengajukan permohonan untuk pembiayaan diterima begitu saja.
Ada berbagai faktor supaya perusahaan pembiayaan mau mengucurkan dana segar untuk nasabah yang ingin membeli kendaraan. Bahkan merek mobilnya pun juga masuk menjadi pertimbangan perusahaan pembiayaan dalam membantu pembelian. Nah, untuk mobil Chevrolet yang siap-siap tak jualan lagi apakah prosesnya sulit?
"Ke bank kita laporin dulu sama leasing partneran. Jadi minta tolong jangan potong di bawah, dikeluarkan OTR," kata Darto.
Selain itu riwayat konsumen Chevrolet juga dianggap baik oleh perusahaan pembiayaan. Sangat jarang sekali ditemukan ada pembeli kredit Chevrolet berakhir ditarik mobilnya karena tidak sanggup bayar. Kondisi ini disinyalir karena konsumen Chevrolet yang berada di segmen menengah.
"Dia (leasing) mau karena yang dilihat bukan mobil tapi kekuatan konsumen. Untungnya konsumen kita leasing happy karena mereka pembeli kedua dan ketiga bukan first car bukan entry level, kita masih medium. NPL cukup rendah, cukup happy nggak ada yang sampai ditarik, macet umum lah tapi sampai ditarik itu jarang. Jadi dia lihat kondisi customer dan diler gimana dan harga jangan potong di bawah jadi oke aja," terang Darto.
Meski perusahaan pembiayaan masih terbuka melayani pendanaan beli mobil Chevrolet, Darto mengaku sejak ada diskon cuci gudang konsumennya lebih banyak membeli secara tunai.
"Tergantung kebutuhan customer mau cash kredit nggak ada bedanya. kita terima dua-duanya dan malah lihat (diskon) begini banyaknya cash lunas," tutup Darto. - PT KP Press
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar