Selasa, 07 November 2023

Arab dan Rusia Lanjut Pangkas Produksi, Minyak Menguat

 


PT Kontakperkasa - Harga minyak mentah dunia dibuka tak kompak pada perdagangan Selasa (7/11/2023) setelah penguatan pada perdagangan sebelumnya efek kebijakan Arab Saudi dan Rusia.
Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,14% di posisi US$80,93 per barel, sementara harga minyak mentah brent dibuka melemah 0,04% ke posisi US$85,15 per barel.


Pada perdagangan Senin (6/11/2023), harga minyak mentah WTI ditutup naik tipis 0,39% di posisi US$80,82 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup sedikit melonjak 0,34% ke posisi US$85,18 per barel.

Harga minyak naik tipis pada hari Senin setelah eksportir utama Arab Saudi dan Rusia menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pengurangan pasokan minyak secara sukarela hingga akhir tahun.

Arab Saudi mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa mereka akan melanjutkan pengurangan sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Desember 2023 untuk mempertahankan produksi sekitar 9 juta barel per hari, menurut kementerian sumber energi.

Rusia juga mengumumkan akan melanjutkan pemotongan sukarela tambahan sebesar 300.000 barel per hari dari ekspor minyak mentah dan produk minyak bumi hingga akhir Desember 2023.

Pengumuman ini menunjukkan bahwa Arab Saudi mengambil alih kendali dalam upaya memperketat pasar minyak dan menaikkan harga.

Pemotongan tersebut dapat diperpanjang hingga kuartal pertama tahun 2024 karena permintaan minyak yang melemah secara musiman di awal setiap tahun, kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung, dan tujuan produsen dan OPEC+ untuk mendukung stabilitas dan keseimbangan pasar minyak.

Harga minyak rebound setelah kedua harga minyak acuan tersebut kehilangan sekitar 6% dalam seminggu hingga 3 November, karena kekhawatiran pasokan yang didorong oleh ketegangan di Timur Tengah yang mereda.

Para pemimpin badan PBB menuntut gencatan senjata kemanusiaan pada hari Senin, sebulan setelah perang di Gaza, ketika otoritas kesehatan di daerah kantong tersebut mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel kini melebihi 10.000 orang.

Melemahnya dolar juga membantu harga minyak. Indeks dolar turun ke level 104,84, terlemah sejak 20 September. Melemahnya dolar meningkatkan permintaan pembelian minyak mentah oleh pemegang mata uang asing.

Namun, berkurangnya produksi minyak mentah di kilang China dan AS merugikan harga minyak.

Pengoperasian kilang di kilang China berkurang dari rekor tertingginya pada kuartal ketiga karena terkikisnya margin dan kelangkaan kuota ekspor hingga akhir tahun, menurut para pelaku pasar dan konsultan industri kepada Reuters.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan penyulingan minyak mentah AS pada kuartal ini akan menarik kembali tingkat operasionalnya di musim panas karena lemahnya margin bensin dan perombakan pabrik yang mengurangi target operasional, menurut pernyataan perusahaan dan analis minyak.

Investor akan mengamati data ekonomi lebih lanjut dari China pada hari Selasa menyusul data pabrik bulan Oktober yang lemah pada minggu lalu.

Kekhawatiran makroekonomi masih ada di Eropa, dimana data Indeks Manajer Pembelian (PMI) menunjukkan penurunan aktivitas bisnis zona euro meningkat pada bulan Oktober karena permintaan semakin melemah.

Kepala Ekonom Bank of England Huw Pill mengatakan pihaknya mungkin menunggu hingga pertengahan tahun depan sebelum memangkas suku bunga dari level tertingginya dalam 15 tahun saat ini. Biaya pinjaman yang lebih rendah kemungkinan akan meningkatkan pengeluaran dan permintaan minyak mentah. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 03 November 2023

The Fed Tahan Suku Bunga Rupiah Menguat, Akankah Berlanjut?

 


PT KP Press - Nilai tukar rupiah terpantau mulai menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS, the Federal Reserve mengumumkan keputusan menahan suku bunga acuan, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Melansir dari Refinitiv, rupiah mengakhiri harga di posisi Rp15.850/US$, menguat 0,58% pada sepanjang perdagangan kemarin, Kamis (2/11/2023). Penguatan kemarin mengakhiri pelemahan yang terjadi satu hari sebelumnya sebesar 0,31%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memandang penguatan ini tidak terlepas dari situasi yang terjadi di AS. Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed) menahan suku bunga acuan dan memberikan sinyal yang tidak seketat sebelumnya.

"Pasar memandang bahwa nada The Fed selama FOMC cenderung kurang hawkish dari perkiraan, dan mendorong dolar AS melemah, serta mendukung penurunan yield UST," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/11/2023).

Ketika rupiah mulai menguat, di sisi sebaliknya Indeks dolar AS (DXY) terpantau mengalami pelemahan 0,48% menjadi 106,37 atau yang terlemah sejak 30 Oktober 2023.

Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan jika indikator terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi AS masih kuat pada kuartal III-2023 tetapi data tenaga kerja sudah bergerak moderat meski masih dalam fase yang kuat. Tingkat pengangguran juga masih rendah dan inflasi masih tinggi.

Pernyataan The Fed sedikit berbeda dengan September di mana mereka mengatakan pertumbuhan ekonomi AS 'solid' dan data tenaga kerja 'sudah melambat tetapi masih dalam fase kuat'. Sebagai catatan, ekonomi AS tumbuh 4,9% (year on year/yoy) pada kuartal III-2023, dari 2,1% pada kuartal II-2023. Tingkat pengangguran ada di 3,8% pada September

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto. Keputusan The Fed mempertahankan suku bunga berdampak positif terhadap nilai tukar dan pasar finansial. Dia mengatakan keputusan The Fed langsung membuat imbal hasil obligasi Amerika Serikat langsung turun, sehingga menaikkan daya tarik investasi terhadap aset investasi di Indonesia.

"Termasuk obligasi Indonesia, karena kalau kita lihat gap yield ini semakin lebar jadi kita lihat hari ini kemungkinan akan ada inflow di pasar surat utang negara dan kemungkinan juga surat utang negara kita menguat begitu pula dengan pasar saham," kata dia.

Kendati menguat, tetap perlu dipahami bahwa tren pelemahan mata uang Garuda masih terjadi sejak Mei 2023 yang konsisten terdepresiasi enam bulan berturut-turut. Sementara, posisi terlemah rupiah tahun ini terjadi pada 27 Oktober 2023 di angka Rp15.935/US$ yang juga merupakan posisi terparah sejak 3,5 tahun terakhir.

Sebaliknya, posisi terkuat rupiah adalah pada 28 April 2023 di mana mata uang Garuda mampu berdiri di posisi Rp 14.665/US$.

Pada hari ini ada beberapa sentimen yang bakal mempengaruhi gerak rupiah, terutama dari eksternal yang tampaknya masih ada ketidakpastian. Negeri Paman Sam terpantau pada malam nanti pukul 19.30 WIB akan mengumumkan jumlah pekerjaan yang tercatat selain di bidang pertanian atau non-farm payroll (NFP) untuk periode Oktober 2023.

Pelaku pasar memperkirakan NFP akan turun jadi 180.000 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 336.000 pekerjaan. Tak hanya itu, tingkat pengangguran AS akan rilis juga pada waktu yang sama dengan perkiraan masih bertahan di 3,8%.

Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah berhasil menguat menembus garis rata-rata selama 20 jam, 50 jam, dan 100 jam atau moving average 20,50, dan 100 (MA20, MA50, dan MA100).

Saat ini posisi rupiah sudah berada di bawah level psikologis Rp15.900/US$. Posisi ini menjadi resistance atau area yang perlu dicermati apabila rupiah bergerak melemah lagi dalam jangka pendek. Posisi ini juga berdekatan dengan double MA yakni MA20 dan MA100.

Sementara target penguatan terdekat saat ini bisa dicermati support di Rp15.840/US$, posisi ini bertepatan dengan garis rata-rata selama 200 jam (MA200). - PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 01 November 2023

Bursa Asia Kompak Hijau, IHSG Bakal Ikutan?

 


PT Kontakperkasa - Bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (1/11/2023), menjelang keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan investor juga masih memantau serangkaian data manufaktur di global.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melejit 2,01%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,28%, Shanghai Composite China naik 0,65%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,26%, ASX 200 Australia tumbuh 0,38%, dan KOSPI Korea Selatan menanjak 0,72%.

Dari China, giliran versi Caixin akan mengumumkan data PMI Manufaktur untuk Oktober. Data ini cukup penting oleh pelaku pasar untuk menentukan sebagaimana kondisi manufaktur China di tengah masih lesunya perekonomian China.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur China pada bulan lalu kembali naik dan masih berada di zona ekspansif. Namun, pelaku pasar tetap mewaspadainya setelah data PMI manufaktur versi NBS kemarin meleset dari ekspektasi.

PMI manufaktur China turun menjadi 49,5 pada Oktober 2023, dari sebelumnya di angka 50,2 pada September, meleset dari perkiraan pasar sebesar 50,2, karena peningkatan output yang lebih lambat, di tengah penurunan pesanan baru, dengan penjualan asing turun lebih cepat sementara lapangan kerja terus menurun.

Perkembangan manufaktur China menjadi penting karena itu menunjukkan gerak laju investasi dan produksi China. Ketika manufaktur melambat, maka ada kemungkinan bahwa industri di China masih melambat, menandakan bahwa perekonomian China belum sepenuhnya pulih.

Penurunan yang di luar ekspektasi tersebut mempertegas bahwa perkembangan China saat ini di sektor manufaktur relatif lambat dan berpotensi merambat ke gerak laju investasi dan produksi China yang juga turut melambat.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah menghijaunya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmenguat 0,38%, S&P 500 bertambah 0,65%, dan Nasdaq Composite berakhir terapresiasi 0,48%.

Sektor keuangan menjadi bintang S&P 500, dengan kenaikan lebih dari 1%. Namun, raksasa teknologi Alphabet, Meta, dan Nvidia anjlok lebih dari 1%.

Meski naik, bursa AS akan mengakhiri perdagangan di Oktober dengan pelemahan cukup tajam. Sejauh ini, indeks Dow Jones sudah jatuh 1% dan S&P ambruk 2% pada Oktober 2023.

Indeks Nasdaq juga ambruk 2% lebih sekaligus memperpanjang tren negatif menjadi tiga bulan beruntun. Pasar keuangan AS akan mengawali perdagangan November dengan menunggu hasil keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Penantian investor dan pelaku pasar mengenai kebijakan The Fed akan terjawab Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pengumuman The Fed sangat ditunggu dunia karena besarnya pengaruh kebijakan tersebut kepada pergerakan pasar saham, obligasi, dan mata uang dunia.

Diprediksi, The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya pada Kamis dini hari besok. Hal ini sesuai dengan perangkat FedWatch Tool yang menunjukkan 97,1% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 98,4%.

Selain itu, pasar juga akan memantau rilis data penciptaan lapangan kerja atau JOLTs Job Opening AS untuk September 2023. Sebagai catatan, jumlah lapangan kerja baru ada Agustus tercatat 9,61 juta atau naik 690.000.

Data tenaga kerja merupakan salah satu pertimbangan penting bagi The Fed sebelum menentukan kebijakan.

Bila data tenaga kerja masih panas maka itu bisa menjadi cerminan masih panasnya inflasi AS ke depan. The Fed pun bisa terus mempertahankan kebijakan hawkishnya.

Namun, perdagangan November secara tradisi menjadi bulan yang bersahabat bagi Wall Street dan pelaku pasar tren tersebut akan berlaku pada tahun ini.

"Bursa menutup perdagangan di zona positif karena pelaku pasar optimis The Fed akan menahan suku bunga dan tidak akan ada lagi kenaikan tahun ini," tutur Greg Bassuk, analis dari AXS, dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar di AS juga masih menunggu laporan keuangan periode Juli-September 2023. Dari 279 perusahaan yang sudah melaporkan keuangan sebanyak 78% menunjukkan perbaikan kinerja di atas ekspektasi. Analis memperkirakan pendapatan perusahaan akan tumbuh 4,9% pada Juli-September 2023. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

Kamis, 26 Oktober 2023

Emas Batangan Antam Naik Lumayan, Cek Daftar Harga Terbarunya

 


PT Kontakperkasa - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) konsisten bergerak naik. Hingga hari ini, Kamis (26/10/2023), harga emas kembali naik sebesar Rp 2.000 per gram.

Dikutip dari laman Logam Mulia, emas batangan Antam ukuran satu gram dihargai Rp 1.125.000, naik dari posisi kemarin sebesar Rp 1.123.000 per gram. Harga buyback juga naik Rp 2.000 menjadi Rp 1.016.000 ribu per gram.

Haven Jadi Incaran, Harga Emas Antam Naik Hari Ini
Berikut ini adalah rincian harga emas batangan dalam berbagai pecahan lainnya:

- Harga emas 0,5 gram: Rp 612.500


- Harga emas 1 gram : Rp 1125.000

- Harga emas 5 gram : Rp 5.400.000

- Harga emas 10 gram: Rp 10.745.000

- Harga emas 25 gram: Rp 26.737.000

- Harga emas 50 gram: Rp 53.395.000

- Harga emas 100 gram: Rp 106.712.000

- Harga emas 500 gram: Rp 532.820.000

- Harga emas 1.000 gram: Rp 1.065.600.000 - PT Kontakperkasa

Sumber : republika.co.id

Selasa, 24 Oktober 2023

IHSG Hari Ini Diprediksi 6.710-6.766, Cek Rekomendasi Saham di Sini

 


PT KP Press - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup turun -1,57% atau -107,20 poin di level 6.741,96. Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range 6.710-6.766.
"Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain,dari dalam negeri,Bank Indonesia (BI) melaporkan kredit perbankan periode September 2023 tumbuh 8,96%yoy, setelah pada bulan sebelumnya meningkat 9,06%," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam risetnya, Selasa 924/10/2023).

Ia melanjutkan, akselerasi permintaan kredit perbankan sejalan dengan kinerja korporasi yang terus ekspansif. Sementara, pada September 2023, pembiayaan syariah dan UMKM masing-masing tumbuh 14,69% yoy dan 8,34%yoy.


"Meskipun dalam kondisi suku bunga tinggi, pada periode Januari-September 2023 sebesar 5,75%, namun permintaan kredit tetap solid. BI memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2023 akan berada di level 9-11%," tuturnya.

Kemudian dari mancanegara, tingkat kepercayaan konsumen Inggris yang tercermin dalam GfK Consumer Confidence Indicator pada Oktober 2023 terkoreksi lebih dalam -30, dari September 2023 sebesar -21. Biaya kebutuhan sehari-hari yang meningkat dan ketidakpastian ekonomi menurunkan kepercayaan konsumen.

"Dari Asia, Jepang mencatat angka inflasi tahunan di tingkat konsumen periode September 2023 sebesar 3%, turun dibandingkan bulan Agustus 2023 sebesar 3,2%, sekaligus berada di level terendah sejak September 2022.Sementara, inflasi inti juga mengalami penurunan pada September 2023 sebesar 2,8%, turun dari bulan sebelumnya di level 3,1%," ujarnya.

Rekomendasi Saham Ajaib Sekuritas:
MYOR
Buy: 2.650
TP: 2.720
Stop loss: <2.570

MYOR berpotensi lanjutkan penguatan membentuk symmetrical triangle dengan volume penguatan volume. Indikator MACD bar histogram positif dan stochastic di area netral.

MYOR menargetkan penjualan di akhir tahun 2023 mencapai Rp33,74 triliun atau tumbuh 10% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp30,66 triliun. Dari sisi bottom line, laba bersih ditargetkan mencapai Rp2,6 triliun pada 2023. Optimisme tersebut seiring tingginya mobilitas masyarakat dan efek bertambahnya likuiditas menjelang pemilu dengan anggaran pemilu tahun 2024 sebesar Rp70,5 triliun.

EXCL
Buy: 2.180
TP: 2.250
Stop loss: <2.140

EXCL indikasi reversal dari bearish jangka pendek membentuk hammer di area support. Indikator stochastic golden cross di area oversold dan MACD bar histogram dalam momentum akumulasi.

EXCL memiliki pertumbuhan positif, pada 1H23 pendapatan tercatat Rp 15,77 triliun (+12% yoy) dan 2Q23 sebesar Rp 8,22 triliun (+9% yoy). EBITDA 1H23 dan 2Q23 naik +14% yoy masing-masing jadi Rp7,65 triliun dan Rp4,06 triliun. Sementara dari sisi bottom line, laba bersih pada 1H23 tumbuh 12% yoy menjadi Rp658 miliar. Performa EXCL didukung oleh ARPU yang mengalami pertumbuhan dari 1H22 sebesar Rp 38 ribu menjadi Rp 41 ribu pada 1H23 dan subscriber sebanyak 58 juta pada 2Q23.

INKP
Buy: 9.775
TP:
Stop loss: <9.600

INKP berpotensi rebound dari bearish jangka pendek. Indikator stochastic di area middle to oversold dan MACD bar histogram dalam momentum akumulasi.

Realisasi investasi di segmen hilirisasi pada Januari-September 2023 tercatat Rp 266 triliun, setara dengan 25,3% dari total realisasi investasi sebesar Rp1.053,1 triliun. Dari dana tersebut, hilirisasi sektor pulp and paper mencapai Rp 34,8 triliun, mendapat porsi terbesar kedua setelah hilirisasi pada sektor metal dan mineral mining sebesar Rp 151,7 triliun. - PT KP Press

Sumber : detik.com

Jumat, 20 Oktober 2023

Harga Emas Antam dan UBS Kembali Melambung Tinggi, pada 20 Oktober

 


PT Kontakperkasa - Harga emas 24 karat cetakan Antam dan UBS di Pegadaian kembali melambung tinggi pada Jumat (20/10) dibandingkan Kamis (19/10). Untuk emas Antam ukuran 0,5 gram dijual paling murah dengan harga Rp 606.000 atau naik Rp 6.000. Sementara itu, untuk emas UBS dengan ukuran yang sama dapat dibeli dengan Rp 574.000 atau naik Rp 6.000. Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Tajam, Tembus Sebegini Selanjutnya, emas ukuran 1 gram cetakan Antam dibanderol dengan harga Rp 1.112.000 atau naik Rp 12.000. Lalu, emas UBS pada harga Rp 1.069.000 atau naik Rp 13.000. Untuk emas 2 gram cetakan Antam Rp 2.164.000 atau naik Rp 24.000. Cetakan UBS dijual dengan harga Rp 2.093.000. Pada ukuran 5 gram 24 karat emas Antam  menjadi Rp 5.335.000 atau naik Rp 60.000. Sementara cetakan UBS dengan ukuran sama turun Rp 15.000 menjadi Rp 5.182.000 Baca Juga: Sebegini Harga Emas Antam dan UBS pada 17 Oktober, Turun Tipis Selanjutnya, emas cetakan Antam ukuran 10 gram hari ini Rp 10.615.000. Dibandingkan emas cetakan UBS ukuran sama dihargai Rp 10.260.000. Untuk emas Antam 50 gram di Pegadaian seharga Rp 52.745.000. Sedangkan cetakan UBS dijual Rp 50.845.000.

Pegadaian mematok harga emas ukuran 100 gram untuk cetakan Antam di harga Rp 105.412.000, sedangkan untuk cetakan UBS ukuran yang sama sebesar Rp 101.585.000. - PT Kontakperkasa

Sumber : jpnn.com

Kamis, 12 Oktober 2023

Emas Capai Level Tertinggi 2 Minggu, Mendekati Range $1.900 saat Dolar Turun

 


PT KP Press - Harga minyak mungkin tidak mendapatkan premi risiko seperti yang diperkirakan banyak orang dari konflik terbaru di Timur Tengah, tetapi emas tampaknya bisa mengimbanginya, kembali ke perannya sebagai aset pilihan safe haven - terutama setelah jatuhnya dolar minggu ini.

Emas berjangka yang paling aktif di Comex New York, Desember, ditutup melesat lagi 0,69% di $1.888,20/oz pada sesi Rabu (11/10) setelah sentuh sesi tertinggi di $1.890,85/oz menurut data Investing.com. Hal ini membuat emas berjangka kurang dari $10 untuk kembali ke level psikologis bullish $1.900. Emas Comex terakhir diperdagangkan di level $1.900-an pada 27 September.

Harga emas spot, yang lebih diawasi oleh sebagian traders daripada emas berjangka, naik 0,82% di $1.875,33/oz pada hari itu. Puncak sesi adalah $1.877,26.

Pada Kamis (12/10) pagi, kedua emas naik 0,13% pukul 08.27 WIB.

Emas naik saat indeks dolar AS mundur lebih jauh dari puncak 11 bulan minggu lalu dan yields obligasi, yang dipatok pada Treasury note 10 tahun, juga mundur dari level tertinggi 2007.

"Turunnya yields obligasi global terus mendorong rally harga emas," ungkap Ed Moya, analis di platform online trading OANDA. "Emas mengalami inflows dalam ketidakpastian mengenai seberapa besar gejolak pasar yang akan timbul akibat perang Israel-Hamas dan saat the Fed mencoba untuk mendinginkan ekonomi."

Moya mencatat bahwa emas telah memulihkan sekitar 40% dari kerugiannya selama sebulan terakhir. "Bullish momentum kemungkinan akan tetap bertahan hingga pergerakan harga mendekati level $1.896. Jika Wall Street yakin bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya dan kemungkinan pengetatan lebih lanjut pada tahun 2024 mungkin tidak terjadi, emas bisa menguat kembali di atas level $1.920." - PT KP Press

Sumber : investing.com