PT KP Press - Harga minyak mungkin tidak mendapatkan premi risiko seperti yang diperkirakan banyak orang dari konflik terbaru di Timur Tengah, tetapi emas tampaknya bisa mengimbanginya, kembali ke perannya sebagai aset pilihan safe haven - terutama setelah jatuhnya dolar minggu ini.
Emas berjangka yang paling aktif di Comex New York, Desember, ditutup melesat lagi 0,69% di $1.888,20/oz pada sesi Rabu (11/10) setelah sentuh sesi tertinggi di $1.890,85/oz menurut data Investing.com. Hal ini membuat emas berjangka kurang dari $10 untuk kembali ke level psikologis bullish $1.900. Emas Comex terakhir diperdagangkan di level $1.900-an pada 27 September.
Harga emas spot, yang lebih diawasi oleh sebagian traders daripada emas berjangka, naik 0,82% di $1.875,33/oz pada hari itu. Puncak sesi adalah $1.877,26.
Pada Kamis (12/10) pagi, kedua emas naik 0,13% pukul 08.27 WIB.
Emas naik saat indeks dolar AS mundur lebih jauh dari puncak 11 bulan minggu lalu dan yields obligasi, yang dipatok pada Treasury note 10 tahun, juga mundur dari level tertinggi 2007.
"Turunnya yields obligasi global terus mendorong rally harga emas," ungkap Ed Moya, analis di platform online trading OANDA. "Emas mengalami inflows dalam ketidakpastian mengenai seberapa besar gejolak pasar yang akan timbul akibat perang Israel-Hamas dan saat the Fed mencoba untuk mendinginkan ekonomi."
Moya mencatat bahwa emas telah memulihkan sekitar 40% dari kerugiannya selama sebulan terakhir. "Bullish momentum kemungkinan akan tetap bertahan hingga pergerakan harga mendekati level $1.896. Jika Wall Street yakin bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya dan kemungkinan pengetatan lebih lanjut pada tahun 2024 mungkin tidak terjadi, emas bisa menguat kembali di atas level $1.920." - PT KP Press
Sumber : investing.com