PT KP Press - Pada perdagangan akhir bulan September, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,03% atau ke 6.939,89 pada Jumat (29/09/2023). Secara keseluruhan, indeks ambruk 1,1% pekan lalu.
Pelemahan ini mengakhiri tren positif bursa saham Indonesia yang menguat pada dua pekan sebelumnya. IHSG telah meninggalkan level psikologis 7.000.
Baca: Laba AMMN Ambruk 78,87%, Ini Penyebabnya
Ambruknya IHSG tak bisa dilepaskan dari gonjang-ganjing di ekonomi global terutama Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar berekspektasi The Fed masih akan hawkish sehingga membuat bursa saham global jeblok.
Tercatat nilai transaksi perdagangan Jumat lalu sebesar Rp 11,10 triliun dengan volume perdagangan mencapai 21,55 miliar. Sebanyak 269 saham naik, 265 ambles, dan 215 jalan di tempat.
Sementara itu, sepanjang perdagangan pekan lalu, investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 1,76 triliun di seluruh pasar. Rinciannya sebesar Rp 712,20 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 1,05 triliun di pasar negosiasi dan tunai.
Tentunya, asing juga melakukan pembelian (net buy) terhadap sejumlah saham yang mendorong penguatan pergerakan IHSG. Mengutip RTI Business, berikut net foreign buy sepanjang pekan lalu.
1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) - Rp 686,6 miliar
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) - Rp 115,4 miliar
3. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) - Rp 50,6 miliar
4. PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) - Rp 48,4 miliar
5. PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk. (NSSS) - Rp 45,7 miliar
6. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) - Rp 37,0 miliar
7. PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) - Rp 34,1 miliar
8. PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) - Rp 31,9 miliar
9. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) - Rp 29,3 miliar
10. PT Indosat Tbk. (ISAT) - Rp 26,0 miliar - PT KP Press
Sumber : cnbcindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar