Senin, 26 Agustus 2019

Bocah 13 Tahun Akhiri Hidup Akibat Stres Tak Bisa Selesaikan PR


PT Kontak Perkasa Futures - Sebagai manusia, kita sering dihadapkan dengan banyak hal yang membuat pikiran menjadi stres berlebihan. Sangat sedih jika melihat banyak orang yang menyakiti diri mereka karena tekanan yang tidak bisa ditangani sendiri.

Seperti yang dialami oleh bocah berusia 13 tahun dari George Town, Malaysia yang mengambil keputusan berat untuk mengakhiri hidupnya setelah dia tak bisa menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

Media lokal NST melaporkan bahwa sebelum kejadian tersebut, ibunya menerima telepon dari gurunya dan mengatakan bahwa sang anak tak pernah bisa menyelesaikan PR yang diberikan. Setelah itu, ia mengajari anaknya dan menyuruhnya untuk menyelesaikan PR.

Beberapa saat, sang ibu mengecek kembali dan anaknya mengatakan tetap tak bisa menyelesaikan PR-nya. Bocah tersebut kemudian meminta izin untuk mandi terlebih dahulu sebelum melanjutkan tugasnya.

"Setelah satu setengah jam, anaknya tak kunjung keluar dari kamar mandi tetapi ayahnya masih mendengar suara kucuran air. Ayahnya mengetuk pintu tapi tak ada jawaban, karena khawatir, ia lalu mendobrak pintu kamar mandi," demikian dikutip situs tersebut.

Betapa terkejutnya sang ayah ketika melihat anaknya gantung diri dengan handuk saat ia berhasil membuka pintu kamar mandi. Ia berusaha menyelamatkan anaknya dengan melakukan CPR sementara tetangganya menelpon polisi dan ambulans tapi anaknya tetap tak bisa terselamatkan.

Bocah ini meninggal sekitar pukul 22.55 waktu setempat. Menurut keterangan dari kepolisian, anak itu memang tidak pernah tertarik belajar dan selalu mendapat nilai akademik rendah. Selain itu, ia juga sering mengatakan pada orangtuanya bahwa pekerjaan rumah yang diberikan terlalu banyak dan membuatnya stres.

Sedihnya, polisi juga menemukan catatan anak tersebut yang ditujukan kepada orangtuanya yang berisi ungkapan terimakasih karena telah merawatnya selama 13 tahun. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Rabu, 21 Agustus 2019

Syuting dengan Jenazah, Titi Kamal Kerap Terbawa Misterius


PT Kontak Perkasa - Titi Kamal menceritakan pengalammannya memerankan perias jenazah. Aura dingin pun tak dipungkiri Titi Kamal suka terbawa dengannya.

Titi memerankan sebagai Rini, seorang perias jenazah dalam film 'Makmum'. Mendalami karakternya yang baru itu, Titi Kamal tak memungkiri dirinya ikut mendadak misterius.

"Pasti kebawa, karakternya karena banyak bergaul sama jenazah gitu ya, jadi tuh di sini aku digambarkan dingin, misterius dan kaku. Jadi emang kebawa jadi diam gitu, aku ada efek di tangan jadi tambah horor juga," cerita Titi Kamal di MD Place, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Karena berusaha mendalami peran sebagai sosok yang dingin, Titi Kamal menceritakan dirinya kadang mendadak jadi pendiam saat berada di rumah.

"Aku juga sering belajar pendalaman juga kadang-kadang, suka kebawa di rumah jadi misterius, biasanya kan aku ceria, cempreng, apa ngomong cerewet, bisa ada momen aku diam," ungkapnya.

Ada beberapa adegan dalam film yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu itu, Titi Kamal harus mengeksekusi jenazah mengerikan. Meski bukan jenazah yang sesungguhnya, tetap saja Titi Kamal merasakan hal-hal kurang mengenakan.

"Agak ngeri dan geli juga sih. Meski aku tahu itu efek, tapi lumayan ngeri, ngilu gitu, gimana sih ngejahit leher. Kebayang kalau benerannya gimana," kata Titi Kamal. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Selasa, 20 Agustus 2019

Mengenal Jerome Polin, Si 'Mantappu Jiwa' yang Eksis Jadi YouTuber


PT Kontak Perkasa Futures - Bagi para penggemar channel YouTube Nihongo Mantappu, pastinya mengenal sosok Jerome Polin Sijabat. Cara bicaranya yang unik dan konten yang kerap membicarakan soal Jepang dan matematika.

YouTuber yang memiliki lebih dari 1,7 juta subscriber baru saja meluncurkan buku 'Mantappu Jiwa'. Diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (GPU), baru saja rilis 19 Agustus bukunya sudah cetak ulang yang kedua.

Jerome takjub dengan hasil penjualan pre order yang ludes 2.000 eksemplar. Pria kelahiran 2 Mei 1998 silam dikenal pandai bermain musik, olahraga, dan matematika. Ia pun bermimpi ingin menjadi Menteri Pendidikan.

"Saya suka menjadi berbeda. Keren kalau orang pintar bisa semuanya, akhirnya saya mau jadi berbeda. Tapi beda apa yah. Pas baca koran oh akhirnya saya memutuskan mau menjadi Menteri Pendidikan," tutur Jerome Polin saat diwawancara di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Sama halnya dengan kegemarannya dengan pelajaran matematika sejak kecil. Ketika menyukai satu hal, Jerome ingin menularkan hal yang sama kepada para penggemarnya.

"Misalnya saja orang suka Kpop, pasti berusaha mempengaruhi temannya. Matematika adalah ilmu yang cukup penting dan fundamental," ujar Jerome.

"Dengan matematika, kita bisa berpikir kritis dan secara logika. Menurut saya, karena banyak teman-teman saya yang nggak suka jadi ada dorongan untuk membuat seperti itu," katanya.

Channel YouTube Jerome pun konsisten membuat konten-konten kreatif. Meski Jerome sambil berseloroh menuturkan mungkin banyak penggemarnya yang nonton karena dirinya yang dianggap lucu maupun gila.

"Saya berpikir gimana caranya orang mau nonton dan kontennya ditonton. Oh mingkin Jerome lucu atau gila tapi konten edukasinya tercapai," katanya.

"Cukup banyak yang bilang tadinya oh nggak suka matematika trus jadi bisa. Bisa dimulai dari suka dan terbiasa," pungkasnya. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Senin, 19 Agustus 2019

Pemerintah Siapkan Aturan THR PNS Tahun Depan



PT Kontak Perkasa - Pemerintah akan mulai menyiapkan aturan untuk gaji ke-13 dan THR bagi pegawai negeri sipil (PNS) tahun depan. Pemerintah akan melihat apakah perlu menyiapkan aturan baru atau pakai yang sudah ada.

Direktur Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, jika perlu dibuat aturan baru maka pemerintah akan menyiapkan rancangan peraturan pemerintah (RPP) terkait.

"Mekanismenya nanti kita lihat harus bikin RPP baru apa nggak ya," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (19/8/2019).

Bila harus membuat aturan baru, menurutnya pemerintah akan mulai menyiapkan RPP-nya pada awal tahun depan.

"Kalau harus kita ubah (PP) kita ubah dulu. Mungkin kita bisa lakukan sejak Januari-Februari," sebutnya.

Namun jika tidak perlu mengubah aturan maka yang jadi landasan hukumnya sama seperti PP yang dipakai tahun ini.

"Iya kita lihat, RPP-nya harus kita revisi apa nggak. Kalau RPP yang sekarang kepakai untuk 2020, artinya itu nggak perlu kita buat PP lagi," tambahnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memberikan tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 pada pegawai negeri sipil (PNS) di tahun 2020.

Janji tersebut dia sampaikan dalam Pidato Nota Keuangan 2020 di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

"Pemerintah tetap memperhatikan kesejahteraan aparatur negara, dengan mempertahankan kebijakan penggajian yang sudah ada melalui pemberian gaji dan pensiun ke-13 serta Tunjangan Hari Raya (THR)," katanya. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Jumat, 16 Agustus 2019

Umar Kei Akui Sudah Lama Jadi Pemakai, tapi Bantah Bagi-bagi Narkoba


Kontak Perkasa Futures - Umar Kei membantah jika dirinya disebut sering membagi-bagikan narkoba. Pria bernama lengkap Umar Ohoitenan ini juga mengaku tidak pernah mengajak orang lain berpesta sabu.

"Silakan boleh cek ke mana saja, kalau saya pernah mengajak orang lain atau tidak, tidak pernah," kata Umar Kei dalam wawancara eksklusif, Kamis (15/8/2019).

Tokoh pemuda Maluku ini justru diajak temannya mengonsumsi sabu di sebuah hotel di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Sabu sudah disiapkan ketika dia datang ke hotel tersebut.

"Saya ke situ, ternyata saya ke situ sudah disiapkan semua barang dan memang itu saya pemakai dan saya bilang kalau memang barang ada saya bilang saya akan datang," jelas Umar.

Umar membuktikan ucapannya itu dengan memperlihatkan bukti percakapan via SMS ke polisi.

"Saya ditawari oleh seorang teman yang tadi sudah kita lihat bersama-sama dan ada pada SMS saya yang sudah dilihat oleh aparat," katanya.

Dia mengaku sebagai pemakai narkoba. Umar mengaku sudah lama mengonsumsi narkoba.

"Bukan sudah lama, tapi sangat lama. Saya jujur," katanya.

Tetapi dia mengonsumsi sabu bukan untuk mencari kesenangan. Dia mengaku menggunakan sabu ketika dalam kondisi tertekan karena sedang ada masalah.

"Tapi kalau saya dibilang pakai narkoba untuk happy-happy, setiap hari saya di hotel, ada duit kok. Tapi saya anggap, pakai barang itu kalau saya ada masalah," tuturnya.

Umar ditangkap di sebuah hotel di Senen, Jakarta Pusat, dengan barang bukti sabu 2,9 gram. Saat ini Umar ditahan di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya.

Sebelumnya, polisi menyebut Umar Kei tidak hanya sering membeli sabu. Dia juga disebut-sebut sering membagi-bagikan sabu kepada teman-temannya.

"Dia sudah sering mengkonsumsi, sering beli dan sering bagi-bagiin," kata Kasubdit II Ditnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Dony Alexander saat dihubungi, Kamis (15/8). - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Kamis, 15 Agustus 2019

Diigugat karena Tilang Salah Alamat, Polisi: Bukan Ranah Praperadilan


PT Kontak Perkasa - Pemilik mobil Denny Andrian Kusdayat menggugat praperadilan Polda Metro Jaya karena terkena tilang elektronik salah alamat karena bukan dia yang mengemudi. Polisi menyebut gugatan tersebut bukan objek praperadilan.

"Dari jawaban ini jelas, ini kan bukan ranah praperadilan pelanggaran itu dan tidak melalui proses penyidikan, kalau dia bilang melalui penyidikan kapan kita mulai penyidikannya," kata tim biro hukum Polda Metro AKBP DR Nova Irone Surentu, di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Kamis (15/8/2019).

Nova mengatakan setelah menerima surat tilang, mestinya pemohon Denny menuliskan konfirmasi siapa yang melakukan pelanggaran lalu lintas dalam rentang waktu 8 hari. Polisi mengirimkan surat berdasarkan nomor pelat yang terekam CCTV e-TLE.

"Ini hanya konfirmasi saja, mengkonfirmasi saja kepada yang bersangkutan, apakah memang bener kendaraan, yang diinikan kan kendaraan, yang di secara e-TLE yang di zoom kan kendaraan, jadi siapa pemilik kendaraan. Yang dilanggar itu adalah ganjil genap, ganjil genap kan yang berarti bukan pelanggaran nomor kendaraan," ujarnya.

Nova mengatakan pemilik kendaraan itu diketahui berdasarkan STNK, pada persidangan juga diakui pemohon Denny sebagai pemilik kendaraannya. Ia mengatakan mestinya pemilik mobil memberitahukan pada pelanggar yang sebenarnya terkait adanya surat tilang elektronik itu.

"Kan ada batas waktunya, dikonfirmasi ternyata dia sudah menerima dan dia sudah mengetahui, tetapi dia tidak memberitahukan kepada si pelanggar, justru dia melakukan upaya praperadilan. Yang harusnya dia mengajukan ke si pelanggar dan mengisi ini loh pelanggar sesungguhnya. Tapi itu tidak ditempuh oleh dia," imbuhnya.

Nova optimis kepolisian akan memenangkan praperadilan yang diajukan Denny. Sebab ia yakin polisi sudah sesuai prosedur terkait tilang elektronik itu.

"Optimis dong kita kan sudah sesuai aturan, UU yang ini sudah jelas, e-TLE sudah diuji sudah ini nggak mungkin serta merta dan sudah disosialisasikan, jadi masyarakat sudah banyak mengetahui," imbuhnya.

Sementara itu sidang akan kembali berlanjut pada Selasa (20/8) dengan agenda pembacaan putusan.

Sebelumnya, Denny mengajukan gugatan praperadilan terhadap Polda Metro Jaya karena tidak terima ditilang elektronik atas pelanggaran yang tidak dia lakukan. Tilang itu dilayangkan kepadanya karena mobilnya pada saat itu digunakan oleh saudara iparnya, Mahfudi.

Mobil tersebut terekam kamera tilang elektronik di lokasi JPO Kemenpan RB, Jakarta Selatan pada 17 Juli. Denny menilai seharusnya bukan dia selaku pemilik mobil yang terkena tilang melainkan pihak yang mengendarai mobil tersebut. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Selasa, 13 Agustus 2019

Anies Akan Cari Solusi Akses RS yang Terkena Ganjil Genap


PT Kontak Perkasa - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan memikirkan akses rumah sakit (RS) yang berada di jalur perluasan sistem ganjil genap. Akses RS adalah kebutuhan masyarakat.

"Tapi banyak kebutuhan, kepentingan masyarakat yang harus dipertimbangkan, misalnya ada 1 ruas jalan yang di situ ada 3 rumah sakit nasional itu kita akan pikirkan," ucap Anies kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka selatan, Selasa (13/8/2019).

Pemprov DKI Jakarta akan melakukan beberapa evaluasi selama masa uji coba ganjil genap sampai 6 September 2019. Setelah uji coba berakhir akan dibuat peraturan utuh berdasarkan evaluasi.

"Itu kita tidak akan serta merta kemudian membuat kebijakan tanpa memikirkan itu. Itu mengapa peraturan gubernur sebelum dikeluarkan, karena pada fase ini adalah fase uji coba, tapi kalau tidak diselenggarakan uji coba, maka tidak akan mulai. Jadi, kita akan bicara dengan semua pihak, setelah itu selesai, kita akan teruskan," kata Anies.

Diketahui, perluasan ganjil-genap di Jakarta mendapat kritik dari pengguna Jalan Pramuka karena dinilai menghambat perjalanan ke rumah sakit, khususnya RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang berada di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Dinas Perhubungan (Dishub) DKI meminta warga menggunakan layanan ambulans yang telah disediakan Pemprov DKI jika dalam kondisi darurat.

"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah secara masif menyediakan ambulans. Jadi bagi masyarakat yang sekiranya perlu pelayanan gawat darurat silakan menghubungi layanan kami 112 dan langsung dilayani oleh petugas-petugas atau pun operator ambulans kami dengan baik," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Jalan Pramuka, Selasa (13/8).

Layanan ambulans Pemprov DKI ini bisa diperoleh warga secara gratis. Dia berharap warga tak lagi mengandalkan kendaraan pribadi dalam keadaan darurat menuju rumah sakit.

"Jangan lagi mengandalkan kendaraan pribadi begitu ada kendala terkait dengan gawat darurat yang akan menuju ke rumah sakit RSCM maupun juga Carolus tapi silakan gunakan layanan yang sudah di siapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, baik itu ambulans maupun angkutan umumnya TransJakarta," ujarnya. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com