PT Kontak Perkasa Futures - Seorang seniman di Kabupaten Mojokerto mengaku mengetahui sosok Gajah Mada yang sesungguhnya. Dia menggambarkan sosok Mahapatih Majapahit yang sampai kini masih menjadi perdebatan itu melalui sebuah lukisan.
Seniman tersebut bernama Haris Poerwandi (59). Di kalangan seniman Mojokerto, nama Haris sudah tak asing lagi. Pria yang akrab disapa Mpu Harrys itu dikenal sebagai pelukis dengan aliran naturalisme.
Haris tertarik melukis sosok Gajah Mada karena mendapatkan pesanan dari orang penting di Jakarta. Sayangnya, dia memilih merahasiakan pemesan tersebut. Dia hanya menyebut sosok Indra Moesaffa, budayawan yang kini menjadi Ketua Yayasan Majapahit Baru (Majabar).
"Kalau mediator yang ditunjuk sekaligus pembimbing ritual dikomandani Bapak Indra Moesaffa, budayawan atau pengusaha asal Surabaya," kata Haris saat berbincang dengan wartawan di rumahnya, Dusun/Desa Perning, Kecamatan Jetis, Mojokerto, Rabu (10/4/2019).
Haris mengaku membuat lukisan Gajah Mada sejak Desember 2017. Butuh waktu sekitar 7 bulan bagi dirinya untuk menemukan sosok Mahapatih Majapahit pemersatu Nusantara tersebut. Pencarian sosok Gajah Mada dia lakukan melalui rangkaian ritual.
"Permintaan pemesan supaya melukis Gajah Mada separuh badan, tapi roh suci Gajah Mada minta dilukis sampai lutut," imbuh pria yang sudah 30 tahun lebih menekuni seni melukis.
Haris menggambarkan sosok Gajah Mada buah pengalaman spiritualnya pada kanvas berukuran 80 x 110 cm. Dia melukis Mahapatih Majapahit itu menggunakan cat minyak.
Bapak dua anak ini menggambarkan sosok Gajah Mada sebagai seorang pria bertubuh kekar. Mahapatih Majapahit itu dilukiskan sedang mengangkat keris pusaka saat mengucapkan Sumpah Amukti Palapa, yaitu sumpah Gajah Mada menyatukan Nusantara.
Berbeda dengan ciptaan Pahlawan Nasional Mohammad Yamin, Gajah Mada versi Haris berwajah lonjong dengan rambut panjang. Sementara M Yamin menggambarkan sosok Gajah Mada berwajah bulat, sorot mata tajam, bibir tebal serta tulang pipi yang menonjol.
"Saya sangat yakin kalau itu lah sosok Gajah Mada. Sebagai seniman yang diminta melukis Gajah Mada, saya mempunyai tanggung jawab moral atas kebenaran sosoknya," tambahnya.
Lukisan Gajah Mada tersebut telah diboyong pemesannya ke Jakarta. Kendati begitu, dia masih menyimpan file foto lukisan tersebut. Dia mengaku mendapatkan upah ratusan juta Rupiah atas karyanya tersebut.
"Lukisan Gajah Mada dibeli antara Rp 100-200 juta," pungkas Haris sembari menyatakan tak mau menyebut harga pasti lukisan tersebut.
Sosok sesungguhnya Gajah Mada sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Wajah Gajah Mada yang ada di dalam buku-buku pelajaran ternyata ciptaan M Yamin, Menteri Penerangan era Presiden Soekarno. Tak adanya catatan sejarah terkait deskripsi fisik Gajah Mada, membuat sosok Patih Majapahit itu menjadi misteri.
Gajah Mada sendiri diperkirakan hidup dan menjadi Mahapatih Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350 Masehi) dan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi). - PT Kontak Perkasa Futures
Seniman tersebut bernama Haris Poerwandi (59). Di kalangan seniman Mojokerto, nama Haris sudah tak asing lagi. Pria yang akrab disapa Mpu Harrys itu dikenal sebagai pelukis dengan aliran naturalisme.
Haris tertarik melukis sosok Gajah Mada karena mendapatkan pesanan dari orang penting di Jakarta. Sayangnya, dia memilih merahasiakan pemesan tersebut. Dia hanya menyebut sosok Indra Moesaffa, budayawan yang kini menjadi Ketua Yayasan Majapahit Baru (Majabar).
"Kalau mediator yang ditunjuk sekaligus pembimbing ritual dikomandani Bapak Indra Moesaffa, budayawan atau pengusaha asal Surabaya," kata Haris saat berbincang dengan wartawan di rumahnya, Dusun/Desa Perning, Kecamatan Jetis, Mojokerto, Rabu (10/4/2019).
Haris mengaku membuat lukisan Gajah Mada sejak Desember 2017. Butuh waktu sekitar 7 bulan bagi dirinya untuk menemukan sosok Mahapatih Majapahit pemersatu Nusantara tersebut. Pencarian sosok Gajah Mada dia lakukan melalui rangkaian ritual.
"Permintaan pemesan supaya melukis Gajah Mada separuh badan, tapi roh suci Gajah Mada minta dilukis sampai lutut," imbuh pria yang sudah 30 tahun lebih menekuni seni melukis.
Haris menggambarkan sosok Gajah Mada buah pengalaman spiritualnya pada kanvas berukuran 80 x 110 cm. Dia melukis Mahapatih Majapahit itu menggunakan cat minyak.
Bapak dua anak ini menggambarkan sosok Gajah Mada sebagai seorang pria bertubuh kekar. Mahapatih Majapahit itu dilukiskan sedang mengangkat keris pusaka saat mengucapkan Sumpah Amukti Palapa, yaitu sumpah Gajah Mada menyatukan Nusantara.
Berbeda dengan ciptaan Pahlawan Nasional Mohammad Yamin, Gajah Mada versi Haris berwajah lonjong dengan rambut panjang. Sementara M Yamin menggambarkan sosok Gajah Mada berwajah bulat, sorot mata tajam, bibir tebal serta tulang pipi yang menonjol.
"Saya sangat yakin kalau itu lah sosok Gajah Mada. Sebagai seniman yang diminta melukis Gajah Mada, saya mempunyai tanggung jawab moral atas kebenaran sosoknya," tambahnya.
Lukisan Gajah Mada tersebut telah diboyong pemesannya ke Jakarta. Kendati begitu, dia masih menyimpan file foto lukisan tersebut. Dia mengaku mendapatkan upah ratusan juta Rupiah atas karyanya tersebut.
"Lukisan Gajah Mada dibeli antara Rp 100-200 juta," pungkas Haris sembari menyatakan tak mau menyebut harga pasti lukisan tersebut.
Sosok sesungguhnya Gajah Mada sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Wajah Gajah Mada yang ada di dalam buku-buku pelajaran ternyata ciptaan M Yamin, Menteri Penerangan era Presiden Soekarno. Tak adanya catatan sejarah terkait deskripsi fisik Gajah Mada, membuat sosok Patih Majapahit itu menjadi misteri.
Gajah Mada sendiri diperkirakan hidup dan menjadi Mahapatih Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350 Masehi) dan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi). - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com