Senin, 27 November 2023

Awal Pekan Bursa Asia Sumringah, IHSG Bakal Ikutan?

 


PT KP Press - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Senin (27/11/2023), dengan investor menunggu data ekonomi penting dari negara-negara besar termasuk China.
Per pukul 08:31 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,2%, Hang Seng Hong Kong terapresiasi 0,67%, Straits Times Singapura naik tipis 0,07%, dan KOSPI Korea Selatan bertambah 0,58%. Sedangkan untuk indeks Shanghai Composite China turun tipis 0,09% dan ASX 200 Australia melemah 0,12%.

Dari China, angka keuntungan industri pada periode Oktober masih melemah tetapi sedikit membaik. Keuntungan industri China pada bulan lalu membaik menjadi kontraksi 7,8%, dari sebelumnya pada September lalu kontraksi 9%.

Masih lesunya industri di China menandakan bahwa perekonomian China masih rapuh dan permintaan global masih lesu.

Namun, laporan stimulus dari Beijing dapat membatasi dampak pelemahan angka tersebut, terutama pada pasar ekuitas Asia.

Saat ini, investor menanti rilis data aktivitas manufaktur dan jasa baik versi resmi (NBS) dan versi Caixin pada Kamis dan Jumat pekan ini.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas cenderung menguat terjadi di tengah bervariasinya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,33%, S&P 500 naik tipis 0,06%. Namun untuk Nasdaq Composite berakhir turun 0,11%

Pergerakan ini terjadi ketika yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) pekan lalu mencapai posisi terendah dalam beberapa bulan terakhir, di tengah harapan inflasi akan mereda dan The Fed mungkin tidak akan menaikkan suku bunganya.

Yield Treasury tenor 10 tahun naik 6 basis poin menjadi sekitar 4,476% pada Jumat pekan lalu.

Cerahnya Wall Street juga disebabkan karena periode pendek perdagangan pekan lalu, karena adanya libur Hari Thanksgiving.

Sementara itu, sebuah survei yang dilakukan NRF, sebuah kelompok perdagangan ritel AS, menunjukkan pembeli AS berencana menghabiskan rata-rata US$ 875 untuk pembelian saat liburan tahun ini, peningkatan tahunan sekitar 5%.

Di lain sisi, data terbaru menunjukkan aktivitas bisnis AS tetap stabil pada November, namun lapangan kerja di sektor swasta menurun.

Sementara dari sisi pasar tenaga kerja yang mendingin tercermin dari data pekerjaan yang tercatat di luar sektor pertanian atau non-farm payroll (NFP) hingga Oktober 2023 berada di angka 150.000, menyusut dari bulan sebelumnya sebesar 297.000 dan lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 180.000. Tingkat pengangguran juga sudah naik ke angka 3,9% dari sebelumnya 3,8%.

Kedua indikator tersebut menjadi kesatuan yang cukup memungkinkan prospek kebijakan moneter akan melunak paling tidak hingga akhir tahun ini.

Menurut alat pemeringkat FedWatch Tool, peluang pemangku kebijakan dalam bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan kembali menahan suku bunga pada rapat FOMC 13 Desember 2023 mendatang sudah berada di 95,50%.

The Fed sebelumnya telah menaikkan suku bunga acuan pinjaman lebih dari lima poin persentase sejak Maret 2022 sebagai bagian dari siklus pengetatan moneter global.

"Data (ekonomi) yang lebih lemah dan inflasi yang lebih lemah di AS telah memberikan harapan pasar akan mulai melihat penurunan suku bunga," kata Peter Doherty, direktur manajemen investasi di Arbuthnot Latham di London. - PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com

Selasa, 21 November 2023

IHSG Pagi Ini Dibuka Hijau ke Level 6.998, Naik 0,06%

 


PT KP Press - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini bergerak naik ke level 6.998, naik 4 poin atau 0,06%. Pada penutupan kemarin, IHSG berada di level 6.994 naik 0,25%.
Mengutip data RTI, Selasa (21/11/2023), IHSG dibuka pada level 6.994 kemudian bergerak naik pada level tertingginya di 7.010 dan level terendahnya di 6.989.

Sebanyak 234 saham bergerak naik, 153 saham bergerak turun dan 210 saham belum bergerak. Pada awal perdagangan sebanyak 2,7 miliar saham diperdagangkan dengan turnover mencapai Rp 1 triliun. Market Cap tercatat mencapai Rp 11.110 triliun.


Sementara pergerakan di bursa saham Asia, Nikke Tokyo terpantau turun 0,05% ke 33.370, Hang Seng Hong Kong melesat 1,29% ke 18.008.

Sementara Shanghai Composite Index naik 0,54% ke 3.084 dan Straits Times Singapura turun 0,110% ke 3.108. - PT KP Press

Sumber : detik.com

Senin, 13 November 2023

Gara-gara Perang, Robert Kiyosaki Beralih Investasi ke Sini

 


PT Kontakperkasa - Penulis buku terkenal 'Rich Dad Poor Dad' Robert Kiyosaki kembali menyarankan masyarakat untuk membeli emas dan Bitcoin sebagai perlindungan di tengah ketidakpastian akibat perang antar negara.
Melalui akun X (dahulu Twitter), pada Jumat (10/11/2023), Kiyosaki menulis bahwa ia terus membeli emas, perak dan Bitcoin karena para pemimpin dunia cenderung memilih untuk meneruskan peperangan.

"Saya terus membeli lebih banyak Emas, Perak, & Bitcoin karena para pemimpin kita menginginkan lebih banyak perang dan kemiskinan. Bekerja keras, belanja dengan bijak, dan simpanlah emas, perak, dan Bitcoin. Para pemimpin kita tidak peduli tentangmu. Jadi, tolong jaga dirimu dan orang-orang yang kamu cintai."

Selanjutnya, pada Minggu (12/11/2023), Kiyosaki memperkuat pandangannya dengan menyebut bahwa bank sentral seperti Federal Reserve (Fed) sedang membeli emas.

"Federal Reserve menyelamatkan diri dari ketidakkompetenan mereka sendiri, itulah sebabnya mereka membeli emas. Tugas mereka adalah melindungi bank-bank, bukan kamu. Jadi, jadilah cerdas. Lindungi dirimu dari Bankir Sentral: Simpan Emas, Perak, Bitcoin," ungkapnya.

Di tengah konteks global, cuitan Kiyosaki ini muncul dalam ketegangan perang. Diketahui, konflik geopolitik tengah merasang diantara Hamas dan Israel, juga Ukraina-Rusia yang belum selesai.

Meskipun tidak secara langsung terkait, pandangannya menyoroti kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik. Investasi dalam emas, perak, dan Bitcoin menjadi fokus Kiyosaki sebagai strategi melindungi kekayaan beberapa waktu ke belakang.

Sebelumnya, Kiyosaki bahkan menilai para investor saham dan obligasi bakal rugi di tahun depan dan dia pun menyampaikan strategi aset alokasi yang bisa mendatangkan keuntungan.

"Sangat Bodoh. Selamanya para pakar keuangan akan mempromosikan ide investasi cerdas dengan strategi 60/40 yang artinya 60% (dana dialokasikan) ke obligasi, dan 40% ke saham. Di 2024, investor (dengan strategi) 60/40 akan menjadi pihak yang mengalami kekalahan besar," jelasnya.

"Sebelum (kalian) karam dengan kapal (kalian), pertimbangkan untuk menempatkan 75% modal Anda di emas, perak, dan Bitcoin, 25% di saham properti dan minyak. Kombinasi ini bakal membuat Anda mampu menghadapi kehancuran besar dalam sejarah dunia, semoga berhasil dan berhati-hatilah," demikian cuitan Kiyosaki. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

Kamis, 09 November 2023

Asing Terciduk Diam-diam Borong 10 Saham Ini Kala IHSG Merah

 


PT KP Press - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan tren pelemahannya. Adapun IHSG terkoreksi 0,58% ke 6.804,106 pada penutupan perdagangan sesi II Rabu (8/11/2023).
Bahkan, IHSG sempat jeblok lebih dari 1% pada perdagangan sesi I kemarin. Pada titik terendahnya, indeks sempat berada di 6770,102.

Ini terjadi saat sikap investor yang cenderung wait and see menunggu berbagai keputusan penting baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Tercatat nilai transaksi sebesar Rp8,36 triliun dengan volume transaksi sebanyak 19,04 miliar saham. Terdapat 186 saham naik, 354 saham turun, dan 211 saham stagnan.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp731,29 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp739,51 miliar di pasar reguler. Sementara itu asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp8,22 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Lantas, saham-saham apa yang diborong asing yang menadahi tekanan terhadap IHSG kemarin? Mengutip RTI Business, berikut net foreign buy perdagangan Rabu.

1. PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) - Rp19,5 miliar

2. PT MD Pictures Tbk. (FILM) - Rp16,6 miliar

3. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) - Rp10,9 miliar

4. PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) - Rp9,7 miliar

5. PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) - Rp9,5 miliar

6. PT Charoen Pokphand Tbk. (CPIN) - Rp6,7 miliar

7. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) - Rp6,4 miliar

8. PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) - Rp4,8 miliar

9. PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) - Rp4,8 miliar

10. PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL) - Rp4,1 miliar - PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com

Selasa, 07 November 2023

Arab dan Rusia Lanjut Pangkas Produksi, Minyak Menguat

 


PT Kontakperkasa - Harga minyak mentah dunia dibuka tak kompak pada perdagangan Selasa (7/11/2023) setelah penguatan pada perdagangan sebelumnya efek kebijakan Arab Saudi dan Rusia.
Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,14% di posisi US$80,93 per barel, sementara harga minyak mentah brent dibuka melemah 0,04% ke posisi US$85,15 per barel.


Pada perdagangan Senin (6/11/2023), harga minyak mentah WTI ditutup naik tipis 0,39% di posisi US$80,82 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup sedikit melonjak 0,34% ke posisi US$85,18 per barel.

Harga minyak naik tipis pada hari Senin setelah eksportir utama Arab Saudi dan Rusia menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pengurangan pasokan minyak secara sukarela hingga akhir tahun.

Arab Saudi mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa mereka akan melanjutkan pengurangan sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Desember 2023 untuk mempertahankan produksi sekitar 9 juta barel per hari, menurut kementerian sumber energi.

Rusia juga mengumumkan akan melanjutkan pemotongan sukarela tambahan sebesar 300.000 barel per hari dari ekspor minyak mentah dan produk minyak bumi hingga akhir Desember 2023.

Pengumuman ini menunjukkan bahwa Arab Saudi mengambil alih kendali dalam upaya memperketat pasar minyak dan menaikkan harga.

Pemotongan tersebut dapat diperpanjang hingga kuartal pertama tahun 2024 karena permintaan minyak yang melemah secara musiman di awal setiap tahun, kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung, dan tujuan produsen dan OPEC+ untuk mendukung stabilitas dan keseimbangan pasar minyak.

Harga minyak rebound setelah kedua harga minyak acuan tersebut kehilangan sekitar 6% dalam seminggu hingga 3 November, karena kekhawatiran pasokan yang didorong oleh ketegangan di Timur Tengah yang mereda.

Para pemimpin badan PBB menuntut gencatan senjata kemanusiaan pada hari Senin, sebulan setelah perang di Gaza, ketika otoritas kesehatan di daerah kantong tersebut mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel kini melebihi 10.000 orang.

Melemahnya dolar juga membantu harga minyak. Indeks dolar turun ke level 104,84, terlemah sejak 20 September. Melemahnya dolar meningkatkan permintaan pembelian minyak mentah oleh pemegang mata uang asing.

Namun, berkurangnya produksi minyak mentah di kilang China dan AS merugikan harga minyak.

Pengoperasian kilang di kilang China berkurang dari rekor tertingginya pada kuartal ketiga karena terkikisnya margin dan kelangkaan kuota ekspor hingga akhir tahun, menurut para pelaku pasar dan konsultan industri kepada Reuters.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan penyulingan minyak mentah AS pada kuartal ini akan menarik kembali tingkat operasionalnya di musim panas karena lemahnya margin bensin dan perombakan pabrik yang mengurangi target operasional, menurut pernyataan perusahaan dan analis minyak.

Investor akan mengamati data ekonomi lebih lanjut dari China pada hari Selasa menyusul data pabrik bulan Oktober yang lemah pada minggu lalu.

Kekhawatiran makroekonomi masih ada di Eropa, dimana data Indeks Manajer Pembelian (PMI) menunjukkan penurunan aktivitas bisnis zona euro meningkat pada bulan Oktober karena permintaan semakin melemah.

Kepala Ekonom Bank of England Huw Pill mengatakan pihaknya mungkin menunggu hingga pertengahan tahun depan sebelum memangkas suku bunga dari level tertingginya dalam 15 tahun saat ini. Biaya pinjaman yang lebih rendah kemungkinan akan meningkatkan pengeluaran dan permintaan minyak mentah. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 03 November 2023

The Fed Tahan Suku Bunga Rupiah Menguat, Akankah Berlanjut?

 


PT KP Press - Nilai tukar rupiah terpantau mulai menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS, the Federal Reserve mengumumkan keputusan menahan suku bunga acuan, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Melansir dari Refinitiv, rupiah mengakhiri harga di posisi Rp15.850/US$, menguat 0,58% pada sepanjang perdagangan kemarin, Kamis (2/11/2023). Penguatan kemarin mengakhiri pelemahan yang terjadi satu hari sebelumnya sebesar 0,31%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memandang penguatan ini tidak terlepas dari situasi yang terjadi di AS. Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed) menahan suku bunga acuan dan memberikan sinyal yang tidak seketat sebelumnya.

"Pasar memandang bahwa nada The Fed selama FOMC cenderung kurang hawkish dari perkiraan, dan mendorong dolar AS melemah, serta mendukung penurunan yield UST," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/11/2023).

Ketika rupiah mulai menguat, di sisi sebaliknya Indeks dolar AS (DXY) terpantau mengalami pelemahan 0,48% menjadi 106,37 atau yang terlemah sejak 30 Oktober 2023.

Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan jika indikator terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi AS masih kuat pada kuartal III-2023 tetapi data tenaga kerja sudah bergerak moderat meski masih dalam fase yang kuat. Tingkat pengangguran juga masih rendah dan inflasi masih tinggi.

Pernyataan The Fed sedikit berbeda dengan September di mana mereka mengatakan pertumbuhan ekonomi AS 'solid' dan data tenaga kerja 'sudah melambat tetapi masih dalam fase kuat'. Sebagai catatan, ekonomi AS tumbuh 4,9% (year on year/yoy) pada kuartal III-2023, dari 2,1% pada kuartal II-2023. Tingkat pengangguran ada di 3,8% pada September

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto. Keputusan The Fed mempertahankan suku bunga berdampak positif terhadap nilai tukar dan pasar finansial. Dia mengatakan keputusan The Fed langsung membuat imbal hasil obligasi Amerika Serikat langsung turun, sehingga menaikkan daya tarik investasi terhadap aset investasi di Indonesia.

"Termasuk obligasi Indonesia, karena kalau kita lihat gap yield ini semakin lebar jadi kita lihat hari ini kemungkinan akan ada inflow di pasar surat utang negara dan kemungkinan juga surat utang negara kita menguat begitu pula dengan pasar saham," kata dia.

Kendati menguat, tetap perlu dipahami bahwa tren pelemahan mata uang Garuda masih terjadi sejak Mei 2023 yang konsisten terdepresiasi enam bulan berturut-turut. Sementara, posisi terlemah rupiah tahun ini terjadi pada 27 Oktober 2023 di angka Rp15.935/US$ yang juga merupakan posisi terparah sejak 3,5 tahun terakhir.

Sebaliknya, posisi terkuat rupiah adalah pada 28 April 2023 di mana mata uang Garuda mampu berdiri di posisi Rp 14.665/US$.

Pada hari ini ada beberapa sentimen yang bakal mempengaruhi gerak rupiah, terutama dari eksternal yang tampaknya masih ada ketidakpastian. Negeri Paman Sam terpantau pada malam nanti pukul 19.30 WIB akan mengumumkan jumlah pekerjaan yang tercatat selain di bidang pertanian atau non-farm payroll (NFP) untuk periode Oktober 2023.

Pelaku pasar memperkirakan NFP akan turun jadi 180.000 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 336.000 pekerjaan. Tak hanya itu, tingkat pengangguran AS akan rilis juga pada waktu yang sama dengan perkiraan masih bertahan di 3,8%.

Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah berhasil menguat menembus garis rata-rata selama 20 jam, 50 jam, dan 100 jam atau moving average 20,50, dan 100 (MA20, MA50, dan MA100).

Saat ini posisi rupiah sudah berada di bawah level psikologis Rp15.900/US$. Posisi ini menjadi resistance atau area yang perlu dicermati apabila rupiah bergerak melemah lagi dalam jangka pendek. Posisi ini juga berdekatan dengan double MA yakni MA20 dan MA100.

Sementara target penguatan terdekat saat ini bisa dicermati support di Rp15.840/US$, posisi ini bertepatan dengan garis rata-rata selama 200 jam (MA200). - PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 01 November 2023

Bursa Asia Kompak Hijau, IHSG Bakal Ikutan?

 


PT Kontakperkasa - Bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (1/11/2023), menjelang keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan investor juga masih memantau serangkaian data manufaktur di global.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melejit 2,01%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,28%, Shanghai Composite China naik 0,65%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,26%, ASX 200 Australia tumbuh 0,38%, dan KOSPI Korea Selatan menanjak 0,72%.

Dari China, giliran versi Caixin akan mengumumkan data PMI Manufaktur untuk Oktober. Data ini cukup penting oleh pelaku pasar untuk menentukan sebagaimana kondisi manufaktur China di tengah masih lesunya perekonomian China.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur China pada bulan lalu kembali naik dan masih berada di zona ekspansif. Namun, pelaku pasar tetap mewaspadainya setelah data PMI manufaktur versi NBS kemarin meleset dari ekspektasi.

PMI manufaktur China turun menjadi 49,5 pada Oktober 2023, dari sebelumnya di angka 50,2 pada September, meleset dari perkiraan pasar sebesar 50,2, karena peningkatan output yang lebih lambat, di tengah penurunan pesanan baru, dengan penjualan asing turun lebih cepat sementara lapangan kerja terus menurun.

Perkembangan manufaktur China menjadi penting karena itu menunjukkan gerak laju investasi dan produksi China. Ketika manufaktur melambat, maka ada kemungkinan bahwa industri di China masih melambat, menandakan bahwa perekonomian China belum sepenuhnya pulih.

Penurunan yang di luar ekspektasi tersebut mempertegas bahwa perkembangan China saat ini di sektor manufaktur relatif lambat dan berpotensi merambat ke gerak laju investasi dan produksi China yang juga turut melambat.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah menghijaunya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmenguat 0,38%, S&P 500 bertambah 0,65%, dan Nasdaq Composite berakhir terapresiasi 0,48%.

Sektor keuangan menjadi bintang S&P 500, dengan kenaikan lebih dari 1%. Namun, raksasa teknologi Alphabet, Meta, dan Nvidia anjlok lebih dari 1%.

Meski naik, bursa AS akan mengakhiri perdagangan di Oktober dengan pelemahan cukup tajam. Sejauh ini, indeks Dow Jones sudah jatuh 1% dan S&P ambruk 2% pada Oktober 2023.

Indeks Nasdaq juga ambruk 2% lebih sekaligus memperpanjang tren negatif menjadi tiga bulan beruntun. Pasar keuangan AS akan mengawali perdagangan November dengan menunggu hasil keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Penantian investor dan pelaku pasar mengenai kebijakan The Fed akan terjawab Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pengumuman The Fed sangat ditunggu dunia karena besarnya pengaruh kebijakan tersebut kepada pergerakan pasar saham, obligasi, dan mata uang dunia.

Diprediksi, The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya pada Kamis dini hari besok. Hal ini sesuai dengan perangkat FedWatch Tool yang menunjukkan 97,1% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 98,4%.

Selain itu, pasar juga akan memantau rilis data penciptaan lapangan kerja atau JOLTs Job Opening AS untuk September 2023. Sebagai catatan, jumlah lapangan kerja baru ada Agustus tercatat 9,61 juta atau naik 690.000.

Data tenaga kerja merupakan salah satu pertimbangan penting bagi The Fed sebelum menentukan kebijakan.

Bila data tenaga kerja masih panas maka itu bisa menjadi cerminan masih panasnya inflasi AS ke depan. The Fed pun bisa terus mempertahankan kebijakan hawkishnya.

Namun, perdagangan November secara tradisi menjadi bulan yang bersahabat bagi Wall Street dan pelaku pasar tren tersebut akan berlaku pada tahun ini.

"Bursa menutup perdagangan di zona positif karena pelaku pasar optimis The Fed akan menahan suku bunga dan tidak akan ada lagi kenaikan tahun ini," tutur Greg Bassuk, analis dari AXS, dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar di AS juga masih menunggu laporan keuangan periode Juli-September 2023. Dari 279 perusahaan yang sudah melaporkan keuangan sebanyak 78% menunjukkan perbaikan kinerja di atas ekspektasi. Analis memperkirakan pendapatan perusahaan akan tumbuh 4,9% pada Juli-September 2023. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com