Rabu, 13 Mei 2020

Traveler, Diprediksi Tak Ada Lagi Penginapan Murah Usai Corona


PT Kontak Perkasa - Biaya traveling diprediksi kian mahal setelah pandemi virus Corona. Utamanya, biaya sewa penginapan, kok bisa?
Rabu (13/5/2020), biaya pemesanan kamar hotel dan Airbnb bisa sampai dua kali lipat saat industri wisata dibuka kembali beberapa bulan mendatang. Itu karena, baik pemilik hotel dan Airbnb, sama-sama terdampak secara signifikan dari penyebaran COVID-19. Efek negatif dari pandemi itu diperkirakan akan terus berlanjut setelah aturan lockdown dan larangan traveling dicabut.

Menurut laporan dari Telegraph, setelah pandemi usai, hotel akan menerapkan protokol keamanan baru untuk mencegah penularan COVID-19. Dengan aturan itu, hotel perlu menambahkan biaya kebersihan, pengadaan perlengkapan yang baru, dan mengosongkan sejumlah kamar untuk menjaga jarak sosial tamu.

Pengamat industri wisata memprediksi tambahan fasilitas itu bakal menjadi beban biaya hotel dan AirBnB. Nah, biaya yang bertambah itu akan dibebankan kepada konsumen.

Seorang pakar bahkan mengatakan biaya yang dibayarkan konsumen berpotensi mencapai empat kali lipat. Selain itu, di masa depan, persewaan Airbnb juga menjadi lebih sulit ditemukan konsumen.

CEO perusahaan agen real estate Redfin, Glenn Kilman, juga menjelaskan saat ini sejumlah pemilik Airbnb tengah melikuidasi asetnya untuk sementara. Pemilik hunian Airbnb mengungkapkan masalah yang mereka hadapi selama pandemi.

"Anda bisa berhutang sangat banyak dan seseorang masih membayar hipotek Anda setiap bulan karena Airbnb dan situs travel lainnya bekerja sangat baik untuk menemukan seseorang yang akan menyewa hunian itu," katanya.

Itu menunjukkan bahwa banyak tuan rumah Airbnb yang tidak memiliki cadangan keuangan sebanyak jaringan hotel besar lainnya. Para tuan rumah ini juga kemungkinan akan menjual properti mereka untuk dapat menghasilkan uang. Federal Reserve Bank of St. Louis bahkan mengungkapkan, properti yang disewakan untuk Airbnb dapat dijual dengan harga di bawah nilai pasar.

"Akan ada banyak penjualan yang berkorelasi di daerah-daerah tertentu karena berada di lokasi wisata. Mungkin sejumlah unit properti dalam jumlah besar terjual di daerah tersebut," ujarnya. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar