Selasa, 13 Juli 2021

Vaksin COVID-19 Berbayar, Perlu Ada Nggak Sih?

 


PT Kontak Perkasa - Munculnya opsi vaksin COVID-19 berbayar menuai pro-kontra. Program vaksinasi gotong royong individu ini disebut-sebut demi mempercepat herd immunity.
Meski Kementerian Kesehatan RI menjamin ketersediaan stok vaksin COVID-19 gratis program pemerintah, tak sedikit yang akhirnya mendesak pembatalan vaksin COVID-19 berbayar Kimia Farma.

Seperti petisi yang diinisiasi pakar epidemiologi Pandu Riono, Irma Handayani, pendiri Lapor COVID-19, hingga guru besar bidang sosiologi bencana Universitas Teknologi Nanyang Singapura, Prof Sulfikar Amir. Mereka meminta pemangku kebijakan Presiden Joko Widodo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri BUMN Erick Thohir segera membatalkan vaksin COVID-19 berbayar.

Mereka menilai, vaksin COVID-19 malah memperpanjang pandemi COVID-19. Sebab, masyarakat ekonomi ke bawah bisa tak mendapat prioritas vaksinasi COVID-19.

"Dengan suplai vaksin yang masih sangat terbatas, masyarakat yang berada di daerah dan ekonomi menengah ke bawah yang justru memiliki tingkat risiko penularan yang lebih tinggi bisa tidak diprioritaskan dalam pembagian vaksin," tulis petisi 'Batalkan Vaksinasi Mandiri #VaksinasiMandiriGakAdil' yang sudah ditandatangani hampir 8 ribu orang per Senin (12/7/2021).

Senada, Ketua Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) Tulus Abadi menegaskan pelaksanaan vaksinasi gotong royong mandiri individu amat tidak etis, terlebih diselenggarakan saat Corona di Indonesia tengah melambung tinggi.

"Vaksin berbayar itu tidak etis, di tengah pandemi yang sedang mengganas. oleh karena itu, vaksin berbayar harus ditolak," tegas Ketua Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) Tulus Abadi, Minggu (11/7/2021).

Bukan mustahil jika opsi vaksinasi gotong royong mandiri memicu warga untuk malas mengikuti program vaksin COVID-19.

"Vaksin berbayar juga bisa menimbulkan distrust pada masyarakat, bahwa yang berbayar dianggap kualitasnya lebih baik, dan yang gratis lebih buruk kualitasnya," jelas Tulus.

Di sisi lain, sebagian orang punya kebutuhan mendesak yang mengharuskan mereka punya sertifikat vaksin. Misalnya untuk bepergian naik pesawat. Sementara untuk mengakses vaksin gratis, antrean dan ketidakjelasan prioritas kadang jadi alasan untuk lebih memilih vaksin berbayar.

"Sebenernya pilih berbayar karena butuh banget sertifikatnya buat besok," kata seorang pendaftar vaksin berbayar di Kimia Farma Supratman, Bandung, Senin (12/7/2021). - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Jumat, 09 Juli 2021

Luhut: Kita Nggak Tahu Kapan Selesainya COVID-19 Ini

 


PT KP Press - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pengadaan oksigen untuk pasien COVID-19 dipercepat. Luhut menegaskan upaya penanganan COVID-19 saat ini harus cepat.
Pernyataan itu disampaikan Luhut saat menggelar rapat koordinasi penyediaan suplai oksigen untuk COVID-19 secara virtual setingkat menteri dan lembaga pada Kamis (8/7/2021). Luhut meminta para pemangku kepentingan lebih tanggap.

"Kita bermain dengan waktu, kita harus bekerja cepat," tegas Luhut dikutip dari situs Kemenko Marves, Jumat (9/7).

Dalam kesempatan itu, Luhut membeberkan kondisi terkini penanganan COVID-19 dan estimasi kebutuhan oksigen. Selain itu, Luhut menyampaikan sudah membuat skenario penanganan COVID-19 selama PPKM darurat.

Evaluasi akan dilakukan seiring dengan berjalannya waktu. Ini dilakukan untuk memperoleh gambaran objektif atas implementasi aturan tersebut.

"Karena kita nggak tahu kapan selesainya COVID-19 ini," ujar Luhut.

Terlepas dari itu, Luhut mengingatkan pengadaan dan penambahan jumlah oksigen untuk pasien COVID-19 harus tetap taat hukum. Menurut Luhut, jangan sampai pengadaan oksigen tersebut menimbulkan masalah ke depannya. - PT KP Press

Sumber : detik.com

Senin, 05 Juli 2021

Tren Palsukan Hasil Positif COVID-19 Pakai Jeruk dan Lemon Viral di TikTok

 


PT KP Press - Di tengah tingginya kasus COVID-19 di berbagai negara, banyak orang yang iseng memalsukan tes positif COVID-19 demi konten semata. Tren ini langsung viral di TikTok.
Semenjak bermunculan media sosial seperti Instagram, YouTube sampai platform YouTube banyak orang yang rela melakukan apapun agar kontennya viral dan ditonton banyak orang. Termasuk membuat konten bagaimana cara membuat hasil tes COVID-19 menjadi positif dengan buah-buahan.

Dilansir dari LatestLY (04/07), beberapa murid sekolah di Inggris menemukan cara yang aneh untuk membuat tes COVID-19 seseorang menjadi positif. Caranya sangat mudah, mereka hanya menggunakan dua buah saja, yaitu jeruk dan lemon.

Lewat video yang kini ditiru banyak orang, awalnya mereka memotong buah jeruk dan lemon menjadi dua bagian. Kemudian mereka meneteskan sedikit cairan dari jeruk dan lemon ke alat rapid test yang bisanya digunakan oleh orang-orang.

Hasilnya alat rapid tersebut langsung menunjukkan positif COVID-19, meskipun mereka hanya meneteskan cairan jeruk dan lemon tanpa campuran cairan hidung dan mulut manusia sama sekali.

Video ini pun langsung viral, membuat banyak orang di TikTok yang menirunya untuk mengerjai keluarga hingga teman mereka bahwa mereka terpapar COVID-19.

Tak hanya menggunakan jeruk dan lemon saja, beberapa bahan makanan juga digunakan untuk bisa membuat hasil positif palsu ini. Seperti saus tomat, minuman bersoda dan beberapa bahan makanan lainnya.

Banyak netizen yang dibuat bingung dengan fenomena ini, ada juga yang berpikir bahwa bisa jadi jeruk dan lemon mengandung virus COVID-19 yang tidak mereka ketahui.

"Selain tren ini meresahkan, karena bisa saja digunakan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tren ini juga menimbulkan banyak pertanyaan apakah makanan-makanan di atas mengandung Corona?," komen salah satu netizen.

"Tolong hentikan tren-tren aneh seperti ini, meski hanya candaan semata tapi COVID-19 tidak bisa dianggap sepele," saran netizen.

"Penasaran, sebenarnya jeruk dan lemon bisa positif karena mengandung virus tersebut atau tidak ya?" tanya netizen lainnya penasaran.

Menanggapi hal ini, salah satu eksperimen yang dilakukan situs Guardian UK menunjukkan bahwa hasil positif dari tetesan jeruk dan lemon ini, sebenarnya dipengaruhi dari tingkat keasaman cairan tersebut.Karena cairan asam ini merusak sistem test atau alat pelacak virus yang ada di dalamnya.

Tak hanya di luar negeri, sebelumnya artis dan komedian Rina Nose juga pernah melakukan eksperimen yang sama. Ia menggunakan pepaya dan sambal cireng untuk di tes menggunakan alat rapid antigen, yang hasilnya sama-sama positif. - PT KP Press

Sumber : detik.com

Kamis, 01 Juli 2021

Kabar Gembira! Vaksin COVID Tanpa Suntik Mulai Diuji Coba

 


PT Kontak Perkasa - Vaksin COVID nantinya akan menjadi semakin canggih. Vaksin tanpa suntik kini mulai diuji coba. Wah, kalau bukan disuntik, bagaimana cara vaksinnya bisa masuk ke dalam tubuh?
Uji coba vaksin COVID tanpa suntik ini dilakukan di Australia. Uji coba vaksin COVALIA fase 1 digelar serentak di 3 tempat yaitu Scientia Clinical Research di Sydney, Telethon Kids Institute di Perth, dan Women's and Children's Hospital di Adelaide.

Vaksin ini berbasis gen menggunakan sekuens DNA virus SARS-CoV2. Dilansir dari Australia, Selasa (29/6/2021) vaksin ini tidak memakai suntikan, melainkan jet spray atau semprotan bertekanan tinggi.

Saat disemprot dengan tekanan tinggi, vaksin akan menembus ke dalam kulit. Vaksin akan diserap sel tubuh. Kode DNA akan menghasilkan protein yang memicu imunitas tubuh.

Vaksin semprot ini sudah dipakai teknologinya di Amerika, namun baru diuji di Australia. Uji coba ini dipimpin oleh University of Sydney.

Vaksin COVALIA dirancang oleh perusahaan bioteknologi Technovalia dan rekanan BioNet yang mengembangkan vaksin DNA.

Dalam uji coba tahap satu, dibutuhkan 150 relawan. Setiap orang diberikan 2 dosis vaksin dengan jeda waktu 1 bulan. Jika sukses, maka akan berlanjut dengan fase 2.

"Study COVALIA ini adalah tonggak sejarah yang penting,"kata Kepala peneliti University of Sydney, Nicholas Wood.

Sementara, peneliti dari Telethon Kids Institute, Peter Richmond mengatakan pentingnya mengembangkan vaksin COVID-19 untuk respons imunitas dan keamanan yang lebih baik bagi semua orang.

"Menyediakan vaksin yang lebih beragam modelnya akan meningkatkan kapasitas vaksin global untuk memastikan semua orang bisa mendapatkan imunisasi," ujarnya. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com


Rabu, 23 Juni 2021

Obat COVID-19 Ivermectin Siap Produksi Massal, Dijual Rp5.000 Per Butir

 


PT KP Press - Obat terapi COVID-19 bernama Ivermectin siap diproduksi massal, Bunda. Hal tersebut diumumkan langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir dalam konferensi pers secara virtual pada Senin (21/6/2021).
Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan komunikasi dengan intensif dengan Kemenkes.

"Obat Ivermectin ini harus dapat izin dokter dalam kegunaannya dalam keseharian," papar Erick.


Banner Cocok untuk Tanggal Tua
Lebih lanjut, Erick Thohir juga menyebut bahwa obat Ivermectin sudah mulai diproduksi, Bunda. Rencananya, obat tersebut akan diproduksi dengan kapasitas 4 juta obat per bulannya. Dia berharap dengan adanya obat ini bisa menjadi bagian dari solusi untuk menekan lonjakan kasus COVID-19.

"Karena itu obat Ivermectin yang diproduksi Indofarma ini, pada saat ini kita sudah mulai produksi Insyaallah dengan kapasitas 4 juta sebulan ini bisa menjadi solusi juga untuk bagaimana penerapan daripada COVID-19 ini kita bisa tekan secara menyeluruh," ucapnya.

Sebagai informasi tambahan, obat Ivermectin ini diklaim bisa menjadi obat dalam terapi COVID-19 yang bisa menurunkan dan mengantisipasi penularan. Harganya juga dianggap cukup murah, yakni Rp5.000-Rp 7.000 ribu per butir tabletnya. - PT KP Press

Sumber : haibunda.com

Senin, 21 Juni 2021

Kasus COVID-19 Naik Terus, Dolar AS Nanjak ke Rp 14.400

 


PT Kontak Perkasa - Kasus baru virus Corona kemarin bertambah 13.737. Total kasus positif mencapai 1.989.909, sembuh 1.792.528, dan meninggal 54.662 jiwa.
Kasus aktif tercatat sebanyak 142.719, jumlah spesimen yang diperiksa 89.183, dan suspek sebanyak 121.684 orang.

Pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini berada di level Rp 14.400. Mata uang Paman Sam menguat dibandingkan Jumat lalu di Rp 14.352.

Dolar AS berada di level tertingginya Rp 14.424 dan terendahnya Rp 14.360. Meski demikian, berdasarkan data RTI, dolar AS melemah 0,09% terhadap rupiah.

Sedangkan dolar AS menguat terhadap yuan China 0,01% ke 6,4. Kemudian terhadap yen Jepang melemah 0,13% ke 110. -  PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Jumat, 18 Juni 2021

Strategi Tim Cobra Membangun Imun Pasien di RSDC Wisma Atlet

 


PT Kontak Perkasa Futures - Pasien Covid-19 tak cuma harus mendapatkan perawatan medis tapi juga dijaga dan ditumbuhkan imunitas atau kekebalan tubuhnya. Salah satunya dengan menjaga suasana psikologis pasien agar tetap riang-gembira. Tim Cobra, gabungan tenaga medis dan nonmedis yang bertugas di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, menerapkan strategi khusus untuk itu. Mereka biasa mengajak para pasien untuk senam aerobic di pagi dan sore hari, dan berbagai aktivitas menyenangkan lainnya.
"Selain aerobic kami menyediakan berbagai sarana dan peralatan olah raga mulai futsal, basket, voli, badminton, tenis meja, sepak takraw dan lain-lain," papar Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Marinir Muhammad Arifin kepada Tim, Kamis (17/6/2021).

Saat ini, dia melanjutkan, juga sedang dibangun kafe di salah satu tower yang merupakan daerah merah (red zone). Di kafe tersebut dalam waktu dekat para pasien dapat menikmati hiburan musik sambil mengudap aneka menu makanan ringan secara gratis. Semua menu yang tersedia merupakan donasi dari perusahaan-perusahaan makanan. "Gratis tapi harus self service, karena ini kan red zone," kata Arifin.

Sebagai komandan Tim Kobra dia biasa berkeliling mengunjungi para pasien di setiap tower. Khusus setiap kali berkunjung ke daerah merah yang dihuni para pasien bergejala, Arifin mengaku biasa disertai dengan mengadakan lomba joget dangdut dan memberikan hadiah bagi yang jogetnya dianggap paling heboh dan menarik.

"Seminggu dua kali saya mengunjungi zona merah untuk naik panggung dan nyawer. Biasanya sekali nyawer habis Rp 1,5 - 2 juta. Dananya donasi dari mereka yang peduli, kalau waktu awal sih pake duit pribadi," kata Arifin diiringi senyum kecil.

Selain nyawer, dia bersama Tim Kobra juga biasa menggelar berbagai lomba dan kuis dengan hadiah yang biasa digemari pasien dari kalangan ibu-ibu. Setiap kali usai acara joget maupun lomba, selalu dilanjutkan dengan penyuluhan seputar Covid maupun informasi lainnya. "Memang di Wisma Atlet ini juga ada layanan konsultasi psikologis ya, bisa juga dilakukan secara online," ujarnya.

Pada bagian lain, Dokter Gigi lulusan Universitas Airlangga itu mengungkapkan bahwa sejak pekan lalu kapasitas tempat tidur di (RSDC) Wisma Atlet telah ditambah 30% atau sekitar 2000 unit dengan mengaktifkan kasur ketiga. Jadi kapasitas atau daya tamping RSDC bertambah dari 5.995 menjadi 7.394 pasien. Namun demikian, tingginya jumlah pasien yang datang hingga Kamis kemarin RSDC sudah merawat 5.730 orang atau hampir 6.000 orang.

"Ini jumlah tertinggi sejak Rumah Sakit Darurat Covid dioperasikan Februari 2020. Kalau sehari bisa tambah sampai 600 orang, ya dua hari lagi sudah penuh," kata Arifin. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com