Senin, 12 Agustus 2019

Polisi Bongkar Praktik Aborsi di Klinik Tambun, 4 Orang Ditangkap


Kontak Perkasa Futures - Polsek Tambun membongkar praktik aborsi di sebuah klinik di kawasan Tambun, Bekasi. Di lokasi tersebut polisi menangkap 4 orang pelaku.

Kapolsek Tambun Kompol Rahmat Sujatmiko mengatakan kasus itu terungkap setelah polisi menerima informasi dari masyarakat. Diketahui di klinik tersebut baru ada orang yang melakukan aborsi.

"Dapat informasi dari masyarakat, jadi bahwa di lokasi ada pasien yang selesai aborsi, terus kita tim dari Polsek Tambun untuk mengecek lokasi, melengkapi administrasi. Ternyata benar infonya (praktik aborsi)," ujar Kapolsek Tambun, Kompol Rahmat Sujatmiko, saat dikonfirmasi, Senin (12/8/2019).

Polisi melakukan pengecekan di klinik yang terletak di Jalan Pendidikan, Kampung Siluman, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (7/8). Bukti adanya praktik aborsi diperkuat dengan ditemukannya janin di lokasi.

Rahmat mengatakan klinik tersebut telah berjalan 3 tahun. Ia memastikan klinik dan para karyawan klinik tak memiliki izin melakukan kegiatan medis.

"(Pasien) sudah banyak. (Kegiatan) aborsi baru sekali pengakuannya," ujar Rahmat.

Rahmat mengatakan klinik tersebut merupakan klinik umum. Di lokasi tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti untuk peralatan aborsi.

Sementara 4 orang ditangkap yakni Al (50), MPN (25), HM (25), dan WS (40). Keempatnya kini ditahan polisi. - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Jumat, 09 Agustus 2019

Jawaban Dwinda Soal Menikahi Mas Pur 'TOP' karena Uang


PT Kontak Perkasa - Furry Setya atau Mas Pur 'TOP' mengunggah konten terbaru di channel YouTube miliknya. Di situ, ia dan istrinya, Dwinda Ratna, menjawab pertanyaan dari warganet.

Mas Pur 'TOP' dan Dwinda banyak ditanya seputar kehidupannya usai menikah. Namun, ada yang menarik perhatian Furry Setya ketika netizen bertanya untuk istrinya tentang menikah karena uang, bukan cinta.

"Apa yang membuat Mba Dwinda cinta Mas Pur selain duitnya?" tanya Furry.

Dwinda Ratna pun memberikan jawaban. Jawabannya pun bikin Mas Pur melongo.

"Nggak ada," ujarnya.

"Memang aku ada duitnya?" sahut Furry Setya.

"Nggak ada. Jadi semuanya nggak ada. Memang ada duitnya? Nggak ada," balas Dwinda lagi.

Dwinda menegaskan dirinya menikah dengan Mas Pur karena sayang, bukan mau pansos alias panjat sosial. Ia sama sekali tak ada niat memanfaatkan Furry Setya.

"Nikah karena sayang. Menurut aku, cinta itu sudah dalam kategori sayang. Kalau sayang pasti cinta. Nikah bukan karena pansos lah. Nikah karena sayang, karena cinta, karena aku milih dia, bukan karena azas manfaat, tapi memang aku cinta sama dia, aku sayang sama dia," katanya.

Furry Setya dan Dwinda menikah pada Desember 2018. Itu adalah pernikahan kedua Mas Pur. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Kamis, 08 Agustus 2019

Asisten Kena OTT, Anggota DPR F-PDIP Nyoman Dhamantra Dijemput KPK


PT Kontak Perkasa Futures - Anggota DPR dari Fraksi PDIP Nyoman Dhamantra dibawa ke gedung KPK. Asisten Nyoman lebih dulu ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait dugaan suap impor bawang putih.

Pantauan di gedung KPK, Nyoman Dhamantra dibawa masuk ke lobi KPK sekitar pukul 14.30 WIB, Kamis (8/8/2019). Ada dua orang yang mengapit Nyoman saat dibawa masuk.

Juru bicara KPK Febri Diansyah membenarkan Nyoman, anggota Komisi VI ini sedang berada di KPK. "Iya. Dijemput tim (KPK ke bandara)," katanya saat dimintai konfirmasi.

KPK total menangkap 11 orang dalam OTT diduga terkait suap impor bawang putih. Ketua KPK Agus Rahardjo mengungkapkan, 11 orang yang ditangkap dari pengusaha importir hingga orang kepercayaan anggota DPR RI.

"Sebelas orang terdiri dari unsur swasta pengusaha importir, sopir, dan orang kepercayaan anggota DPR RI dan pihak lain," ujar Agus.

Penyidik KPK menyita bukti transaksi Rp 2 miliar yang diamankan dalam OTT ini. Selain rupiah, penyidik KPK menyita pecahan dolar AS.

"Diduga uang untuk anggota DPR," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Selasa, 06 Agustus 2019

Jokowi Masih Simpan Serban Hijau yang Dikalungkan Mbah Moen


Kontak Perkasa Futures - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbelasungkawa atas wafatnya kiai kharismatik KH Maimun Zubair atau Mbah Moen. Jokowi menyebut dirinya masih menyimpan serban hijau yang dikalungkan sendiri oleh almarhum.

"Saya masih menyimpan sorban hijau ini -- sorban yang dikalungkan sendiri oleh Kiai Haji Maimun Zubair," kata Jokowi di Instagram-nya, Selasa (6/8/2019).

Jokowi bercerita dirinya sudah lebih dari sekali berkunjung ke kediaman Mbah Moen di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Momen terakhir kebersamaan Jokowi dengan Mbah Moen yakni salat magrib berjemaah.

"Sudah dua kali saya berkunjung ke kediaman beliau di Pondok Pesantren Al-Anwar di Sarang, dua kali pula saya diajak masuk ke kamar beliau. Terakhir, kami salat Magrib berjamaah di kamar itu. Beliau yang jadi imamnya," cerita Jokowi.

Hari ini, Jokowi menyebut masyarakat Indonesia mendengar kabar duka yakni wafatnya Mbah Moen. Jokowi menyebut umat Islam amat kehilangan sosok sang kiai.

"Kepergian Mbah Moen tidak saja sebuah kehilangan besar bagi saya dan keluarga besar Pondok Pesantren Al Anwar Rembang, Jawa Tengah, tapi juga umat Islam dan seluruh rakyat Indonesia," katanya.

"Semasa hidupnya yang panjang, Mbah Moen begitu karismatik, selalu jadi rujukan bagi umat Islam terutama dalam soal-soal fikih. Juga kegigihan almarhum dalam menyampaikan masalah 'NKRI harga mati'. Atas nama keluarga dan rakyat Indonesia, saya menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga Allah SWT memberinya tempat yang lapang di sisi-Nya, dan segenap keluarga yang ditinggalkan kiranya diberi kekuatan dan kesabaran. Amin Ya Rabbal Alamin," ucap Jokowi.

Mbah Moen memberikan Jokowi serban hijau tersebut pada 13 April 2019. Saat itu, Jokowi bertemu dengan Mbah Moen dan juga Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Jokowi turut diberikan tasbih oleh Habib Luthfi. - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Senin, 05 Agustus 2019

Komisi VII soal Pemadaman Listrik Massal: Manajemen PLN Buruk!


PT Kontak Perkasa - Komisi VII DPR RI menyoroti pemadaman listrik yang terjadi secara massal di sebagian Jawa. Komisi VII menyatakan kejadian ini menunjukkan buruknya manajemen PLN.

"Ini menunjukan bahwa PLN manajemennya buruk, dan untuk itu saya kira perlu ada harusnya mereka memiliki antisipasi-antisipasi terhadap ketersediaan listrik di tempat-tempat atau wilayah tertentu, dan juga di sektor-sektor publik yang vital bagi masyarakat dan negara," ujar Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding saat dihubungi, Minggu (4/8/2019).

Menurut Karding, perlu adanya kepastian bahwa negara besar seperti Indonesia tidak akan mengalami mati lampu. Terlebih pada daerah-daerah yang menjadi sektor penting hingga pelayanan publik.

"Saya kira kita sungguh prihatin mati lampu begitu lama di negara sebesar Indonesia ini, sekelas negara besar seperti Indonesia ini harus ada kepastian bahwa tidak pernah akan mati lampu. Terutama di daerah-daerah vital dan sektor-sektor penting, misalnya pelayanan publik seperti KRL , ini kan berbahaya. Jakarta, Jawa ini tidak boleh ada mati lampu dalam waktu cukup lama," kata Karding.

Karding menyebut, ke depannya perlu ada perbaikan dalam manajemen ketersediaan listrik. Menurutnya, hal ini dapat dilakukan dengan dilakukannya sistem cluster terhadap pembangkit listrik.

"Ini pengalaman bagi kita. Ke depan mungkin harus sistem ketersediaan listrik, pengelolaan manajemen listrik ini harus dicluster jadi tidak terpusat pada satu pembangkit listrik yang tersalur ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Dia harus dicluster biasanya perprovinsi Jawa, DKI, Banten itu harus dicluster," ujar Karding.

Dia mengatakan, ini dilakukan agar pembangkit listrik tidak hanya berpusat pada satu titik. Selain itu juga untuk meminimalisir potensi yang dapat membahayakan negara.

"Jadi tidak tergantung pada satu induk atau satu pusat energi listrik, kalau ini yang terjadi terus menerus maka kita dalam bahaya, negara bisa dalam bahaya. Negara bisa sangat mudah disabotase, kalau dia terpusat maka sedikit ada masalah maka semua terganggu, oleh karena itu kedepan menurut saya harus diperbaiki dan manajemen harus tidak boleh dibiarkan buruk seperti hari ini," sambungnya. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Jumat, 02 Agustus 2019

Genjot Peran Swasta, Pemerintah Minta BUMN 'Mengalah'


PT Kontak Perkasa Futures - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai dominasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuat investasi tersendat. Oleh karena itu dia meminta perusahaan berpelat merah mengalah dengan swasta.

Sri Mulyani menerangkan dalam sebuah perekonomian negara peranan semua sektor menjadi sangat penting. Ketika ekonomi global sedang bergejolak maka penting untuk menggerakkan dunia usaha dalam negeri.

"Salah satu fungsinya adalah investasi. Kalau investasi kita tumbuh di atas 7-8% atau bahkan kita ingin double digit maka kita perlu untuk meningkatkan peranan swasta lebih banyak lagi dan sebenarnya dengan perekonomian yang tumbuh itu memberikan opportunity atau kesempatan bagi swasta," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (2/8/2019).

Sementara belakangan ini sering muncul persepsi bahwa banyak proyek terutama infrastruktur didominasi oleh BUMN. Oleh karena itu pemerintah saat ini meminta BUMN agar memberikan kesempatan bagi swasta.

"Sekarang ini kita minta BUMN untuk lebih memberikan ruang melalui berbagai langkah seperti sekuritisasi kemudian mereka membuat gap mengenai berapa jumlah nilai investasi yang BUMN boleh ikut. Ini semua tujuannya adalah karena kita menyadari bahwa peranan swasta itu penting," tambahnya.

Menurutnya dengan membatasi peranan investasi BUMN maka akan bisa meningkatkan investasi di sektor swasta. Sementara pemerintah juga akan mendorong dengan memberikan insentif dari sisi pajak dan lainnya.

"Kalau untuk yang lain tadi peranan swasta akan dipacu melalui berbagai macam policy, tax holiday, pengurangan pajak, perbaikan dari sisi iklim sistem investasi, proses untuk mendapatkan izin dipermudah. Itu semuanya adalah bagian dari kita untuk menyeimbangkan peranan dari swasta, BUMN dan pemerintah di dalam perekonomian kita," tutur Sri Mulyani.- PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Kamis, 01 Agustus 2019

Dua Begal Bersenjatakan Bom Ikan Dibekuk, Satu Ditembak Kaki


PT Kontak Perkasa - Dua pembegal motor bersenjata bondet (bom ikan) yang sudah beraksi di 10 TKP dibekuk. Satu pelaku dilumpuhkan dengan tembakan karena mencoba melakukan perlawanan kepada petugas.

Dua pembegal motor asal ini Sugianto (26) warga Dusun Tegalan I, Desa Kalipang, Grati, Pasuruan dan Suhartono (29) warga Dusun Jrebeng, 3/1, Desa Sumberdawesari, Grati, Kabupaten Pasuruan. Keduanya satu komplotan.

"Tadi malam anggota Resmob Suropati melakukan penangkapan dua tersangka pencurian dengan kekerasan. Pertama Sugianto, ditangkap saat berada di warung kopi di Desa Kalipang. Karena dia melawan, anggota mengambil tindakan tegas dengan melumpuhkan dengan tembakan," kata Kapolresta Pasuruan AKBP Agus Sudaryanto di mapolresta, Kamis (1/8/2019).

Setelah mengamankan Sugianto, polisi mengorek keterangan darinya. Kemudian berhasil mengidentifikasi keberadaan Suhartono. Suhartono lalu digerebek di rumahnya, Kamis, dini hari. Di rumah Suhartono ditemukan barang bukti berupa bondet sejumlah alat kejahatan.

"Catatan kami, mereka ini sudah beraksi di 10 TKP. Dua di Sidoarjo, 2 kali di Probolinggo, 2 di Pasuruan (kota) dan 4 kali Kabupaten (Pasuruan). Aksinya dilakukan di tahun 2018-2019," terang Agus.

Agus mengatakan kedua pelaku ini sadis. Mereka tak segan melukai korban dengan bondet jika diperlukan. "Iya mereka ini pakai bondet sebagai senjata," tandasnya.

Kapolres mengungkapkan pihaknya akan melakukan tindakan tegas dan keras pada pelaku kejahatan di wilayahnya. Ia meminta masyarakat tak segan melaporkan semua kejahatan di wilayahnya.

Suhartono mengaku ia mendapatkan bondet dari seseorang pembuat bernama Dayat. Dayat ini juga pelaku kejahatan yang tewas dimassa di Pandaan beberapa waktu lalu.

"Dari Dayat. Orangnya sudah mati," kata Suhartono. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com