Senin, 03 Maret 2025

Harga Emas Terancam Terjun Bebas, Ini Biang Keroknya

 


PT Kontakperkasa Futures - Harga emas terancam terjun bebas pekan ini. Dolar AS yang semakin kuat, perselisihan Amerika Serikat (AS) dengan Ukraina, serta kebijakan tarif Donald Trump yang tidak menentu menghantui emas.

Harga emas ditutup melemah 0,61% menjadi US$ 2.858,6 pada Jumat (28/2/2025).

Analis komoditas keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas kemungkinan akan melemah pada pekan ini. “Harga emas akan terjun ke US$ 2.800, apabila menembus level support US$ 2.830. Namun, akan berbalik menguat ke US$ 2.910 apabila berhasil menembus US$ 2.888,” tulis Ibrahim kepada Investor Daily, Minggu (2/3/2025).

Menurut Ibrahim, melemahnya harga emas disebabkan oleh menguatnya dolar AS. Hal itu terlihat dengan indeks dolar yang kembali menanjak dan dan berada di kisaran 107-108. “Artinya harga emas akan mendapatkan tekanan dari kenaikan indeks dolar ini,” paparnya.

Selain itu, lanjut dia, perselisihan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Hal itu terjadi setelah Zelensky diusir dari Gedung Putih oleh Trump saat pembicaraan perdamaian dengan Rusia. Hal itu karena permintaan Zelensky yang dianggap tidak masuk akal oleh Trump.

Sedangkan keinginan Zelensky tersebut adalah Ukraina menjadi anggota NATO dan AS diminta membantu merebut kembali beberapa wilayah yang dikuasai Rusia.

“Perselisihan ini diartikan bahwa AS tidak lagi mendukung Ukraina. Tanpa dukungan AS tersebut, Ukraina tidak akan berani untuk melanjutkan perang dengan Rusia dan perdamaian akan terjadi,” paparnya.

Ibrahim menambahkan, harga emas juga mendapatkan tekanan dari informasi bahwa cadangan emas dunia yang dimiliki AS menyusut tajam. Penyebabnya, masalah hutang yang membelit AS di masa pemerintahan Joe Biden yang memberikan bantuan sporadik kepada Ukraina dan Israel persenjataan, sehingga dolar dicetak sangat banyak dan mengikir cadangan emas menipis.

Tidak hanya itu, lanjut Ibrahim, pasar juga masih tertekan dengan adanya aksi profit taking yang belum berkesudahan. Di saat yang sama, harga bitcoin juga mengalami tekanan. Aksi profit taking tersebut terjadi karena perang dagang AS-China, mengingat tarif Trump mulai terhadap produk impor China mulai diterapkan pada pekan ini, meski untuk Eropa masih ditunda.

“Hal itulah yang menyebabkan aksi profit taking karena ketidakjelasan Trump akan perang dagang,” paparnya.

Ibrahim menambahkan, tekanan bertubi-tubi juga datang dari inflasi AS yang naik dan angka pengangguran terus meningkat. Itu mengindikasikan ekonomi AS masih dalam tekanan dan membuat kemungkinan besar The Fed mempertahankan suku bunga yang tinggi lebih lama.

“Meski demikian, harga emas masih terbuka untuk kembali naik. Namun, untuk mencapai level US$ 3.000 pada tahun ini sangat berat sekali. Sebab, tidak adanya dukungan dari ketegangan geopolitik,” tutupnya. - PT Kontakperkasa Futures

Sumber : investor.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar