Rabu, 11 Maret 2020

Pemerintah: Tak Pernah Ada Pasien Meninggal karena Corona, Selalu Komplikasi


PT Kontak Perkasa Futures - Pasien Corona kasus 25 meninggal dunia. Pasien ini diketahui punya beberapa penyakit bawaan. Pemerintah menegaskan semua pasien Corona yang meninggal pasti memiliki penyakit bawaan.
"Tidak pernah kita dapatkan meninggal karena Coronavirus sendiri. Selalu komplikasi," ujar juru bicara pemerintah terkait penanganan Corona, dr Achmad Yurianto, saat Konferensi Pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Dia mengatakan Corona akan memperburuk daya tahan tubuh penderitanya. Pada akhirnya penyakit bawaan yang diderita pasien akan makin parah.

"Bukan karena Coronavirus yang menjadi penyebab utama tapi itu yang memperburuk kondisinya," tuturnya.

Seperti diketahui, pasien Corona kasus 25, seorang WNA perempuan berusia 53 tahun meninggal dunia. Dia diketahui punya penyakit hipertensi, diabetes, dan paru-paru. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Selasa, 10 Maret 2020

Tok! Tarif Ojol Naik Rp 250/Km


PT KP Press - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memutuskan besaran kenaikan tarif ojek online (ojol). Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengumumkan kenaikan tarif batas bawah sebesar Rp 250 per kilometer (km). Lalu tarif batas atas naik Rp 150 per km.
"Untuk zona dua kenaikannya Pak Menteri (Perhubungan) dari Rp 225 (per km), beliau langsung sampaikan dibulatkan saja Rp 250 per km," kata dia dalam konferensi pers di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Selasa (10/3/2020).

Dengan demikian maka tarif batas bawah (TBB) ojek online naik dari sebelumnya Rp 2.000 menjadi Rp 2.250. Lalu untuk tarif batas atas naik dari Rp 2.500 menjadi 2.650.

Berikutnya untuk biaya jasa minimalnya, setelah dihitung sedemikian rupa maka naik dari Rp 8.000-10.000 menjadi Rp 9.000-10.500.

"TBB menjadi Rp 2.250 dari 2.000 per km. Kemudian biaya TBA dari Rp 2.500 menjadi Rp 2.650. Kemudian biaya jasa minimal kenaikannya setelah kita lakukan penyesuaian menjadi Rp 9.000 batas bawahnya dan kemudian sampainya sekitar Rp 10.500," jelasnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Budi mengatakan usulan awal tarif ojol menjadi Rp 2.500 per kilometer (km) akan kembali disesuaikan. Dia mengatakan kemungkinan tarif ojol hanya naik Rp 100 per km saja untuk wilayah Jabodetabek. Dengan begitu, tarif ojol nantinya Rp 2.100 per km.

"(Naiknya) Sedikit. Paling 100 perak. Cuma untuk DKI Jakarta sekitarnya saja," ungkap Budi di sela acara Rakornis Ditjen Darat Kemenhub, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020). - PT KP Press

Sumber : detik.com

Senin, 09 Maret 2020

Takut Tertular Corona dari Penumpang Asia, Sopir Uber Ngumpet


Kontak Perkasa Futures - Wabah virus corona merebak di beberapa negara di dunia. Sopir taksi online Uber di Amerika Serikat takut tertular virus corona. Ia tidak ingin mengangkut penumpang dari Asia.

Seorang pengguna forum reddit dengan nama AsianJesusNYC membagikan pengalamannya ketika memesan taksi online Uber. Pengemudi Uber tersebut menghindari penumpang Asia dengan memarkir mobilnya di beberapa blok dari titik penjemputan. Sopir itu bersembunyi di kursi belakang mobil.

Pria Asia yang diperlakukan seperti itu oleh pengemudi Uber sudah menghubungi Uber. Perusahaan taksi online itu hanya meminta maaf dan menyebut bahwa mereka akan menyelidiki lebih lanjut masalah ini. Uber juga mengembalikan uang sebesar US$ 5.

"Ini adalah kejahatan yang menolak tumpangan untuk hal-hal itu. Tanpa (isu) virus corona, saya yakin dia akan menjemput saya," katanya.

"Ketika saya mencoba yang terbaik untuk mencari tahu mengapa, dia bersembunyi di kursi belakang. Ketika saya mengetuk jendela, dia tidak merespons. Satu-satunya yang dia lakukan adalah membatalkan perjalanan. Dia bisa dengan mudah membuka jendela dan memberi tahu apa yang sedang terjadi. Tapi dia tidak melakukannya. Dia tahu saya tidak bisa melihat melalui jendela samping. Dia tahu apa yang dia lakukan," lanjutnya. - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Jumat, 06 Maret 2020

Saran Dokter Agar Tak Tertular Virus Corona di Tempat Kerja


PT Kontak Perkasa - Mobilitas yang sangat tinggi membuat para pekerja lebih rentan terkena virus corona COVID-19. Lantas bagaimana cara mencegah penularan penyakit ini di lingkungan kerja?
Menurut dokter spesialis okupasi dari departemen ilmu kedokteran komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr dr Dewi Sumaryani Soemarko, MS, SpOk, untuk menjaga lingkungan kerja agar terhindar dari virus, sebaiknya berbagai macam peralatan di atas meja seperti komputer, keyboard, mouse, dan lain-lain dibersihkan secara rutin.

"Karena kan kadang-kadang nggak dibersih-bersihin sampai berbulan-bulan. Jadi sekarang harus lebih rajin bersih-bersih karena dipermukaan itu tempat tetesan-tetesan ludah itu," kata dr Dewi, Kamis (5/3/2020).

dr Dewi juga mengingatkan untuk menjaga kebersihan udara di sekitar area kerja, lantaran menurutnya virus akan sulit menyebar di lingkungan yang bersih.

"Selanjutnya kebersihan lingkungan karena udara yang bersih itu virus akan lebih susah untuk menyebar," tuturnya. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Kamis, 05 Maret 2020

Daftar Harga Pangan yang Naik Imbas Corona


PT Kontak Perkasa Futures - Pemerintah menyatakan ada WNI positif virus corona beberapa waktu lalu. Ada dua warga negara Indonesia yang sudah terjangkit virus tersebut dan kini dirawat di RS Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Kabar ini membuat masyarakat panik. Masyarakat langsung berbondong-bondong membeli bahan-bahan pokok dan perlengkapan kesehatan di pusat-pusat perbelanjaan dan pasar tradisional. Fenomena ini disebut panic buying.

Fenomena panic buying di tengah hebohnya virus corona, juga terjadi pada beberapa bahan pangan. Akibatnya harga komoditas ini ikut melonjak tinggi seperti yang terjadi pada jahe merah.

Masyarakat begitu mengincar bahan pangan satu ini sebab diyakini ampuh menguatkan sistem imun tubuh sehingga virus corona tidak mudah masuk dalam tubuh. Harga jahe merah melonjak signifikan bahkan melebihi harga daging ayam di Jakarta yang rata-rata dihargai Rp 35.690/ekor. Untuk harga tertinggi Rp 45.000/ekor dan terendah Rp 28.000/ekor.

Berikut harga bahan pangan yang naik akibat corona:

1. Jahe merah sudah tembus hingga Rp 70.000/kg dari yang biasanya Rp 50.000/kg. Di beberapa pasar di Jakarya, harga jahe merah bahkan bisa mencapai Rp 90 ribu/kg.

2. Harga temulawak naik menjadi Rp 50 ribu/kg dari semula hanya Rp 15 ribu/kg.

3. Harga bawang bombai naik hingga Rp 160 ribu/kg dari harga awal hanya Rp 15 ribu/kg.

Diketahui harga sejumlah bahan makanan ini naik karena adanya kenaikan harga di Pasar Induk Kramat Jati. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Rabu, 04 Maret 2020

Cegah Corona, Ada Pemeriksaan Suhu Tubuh di Balai Kota DKI Jakarta


PT KP Press - Hari ini, pengunjung dan pegawai di Balai Kota DKI Jakarta diperiksa suhu tubuh. Tindakan itu untuk mencegah penularan virus Corona (COVID-19).
Pantauan di lokasi, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (4/3/2020), pemeriksaan suhu tubuh menggunakan termal gun. Lokasi pengecekan berada di pintu-pintu masuk gedung di Balai Kota.

Petugas keamanan dalam (Pamdal) didampingi petugas kesehatan mengecek setiap orang yang akan masuk baik pengunjung atau pegawai balai kota. Petugas menggunakan masker dan sarung tangan saat mengecek suhu tubuh.

Orang yang dicek, dengan senang hati diperiksa suhu tubuhnya. Mereka tidak keberatan dicek suhu tubuh dan melihat hasil pengecekan.

Diletakkan juga papan pengumuman di area pengecekan suhu tubuh. Bagi suhu tubuh di atas 38 derajat celsius dilarang masuk ke dalam gedung di Balai Kota.

"Mohon maaf ada pemeriksaan virus Corona/COVID-19. Suhu badan > 38° C dilarang masuk," tulis papan tersebut.

Diketahui, dua orang positif Corona di Depok, Jawa Barat. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menyebut Jakarta berada dalam kondisi genting.

"Kemudian kita menyadari ini situasi urgent atau situasi genting, karena itu segalanya harus dikerjakan dengan cepat dan harus responsif," ucap Anies kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (2/3). - PT KP Press

Sumber : detik.com

Selasa, 03 Maret 2020

Virus Corona Kian Mewabah, Prancis Larang Warga untuk 'Cipika-cipiki'


Kontak Perkasa Futures - Tengah mengalami krisis kesehatan akibat virus corona COVID-19 membuat Prancis melarang warganya untuk 'cipika-cipiki' atau cium pipi kanan dan cium pipi kiri sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus. Hingga kini sebanyak 100 orang terinfeksi COVID-19 di Prancis dan dua di antaranya meninggal dunia.
Cipika-cipiki merupakan salam tradisional di Prancis yang mempunyai nama sebutan 'la bise' dan biasa dilakukan untuk menyambut seseorang dalam sebuah pertemuan.

"Pengurangan kontak sosial yang bersifat fisik sangat disarankan. Termasuk dalam la bise ini," Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran.

Sementara itu tak hanya di Prancis, komisaris khusus penanganan COVID-19 di Italia, Angelo Borrelli juga memperingatkan untuk menghindari kontak fisik selama wabah virus ini berlangsung. Lantaran mengingat 1.694 orang telah terinfeksi COVID-19 di negaranya.

"Kami memiliki kehidupan sosial yang sangat ramah dan luas. Kami sering melakukan kontak, kami berjabat tangan, kami saling mencium, kami saling berpelukan," kata Borrelli.

"Mungkin lebih baik untuk tidak berjabat tangan dan terlalu banyak kontak selama wabah ini berlangsung," lanjutnya. - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com